Jawab Saran JK, Anies Baswedan Sebut 3 Kriteria Capres-Cawapres Ideal

author Seno

- Pewarta

Senin, 31 Okt 2022 04:09 WIB

Jawab Saran JK, Anies Baswedan Sebut 3 Kriteria Capres-Cawapres Ideal

i

images (27)

Optika.id - Anies Baswedan menjawab saran dari Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) terkait saran calon wakil presiden di kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Anies menjawab kriteria capres (calon presiden) dan cawapres (calon wakil presiden) ideal memiliki 3 kriteria.

"Saya sering sampaikan bahwa sebuah pasangan itu idealnya bisa memenuhi tiga, satu adalah pasangan yang bisa mendapatkan dukungan, jadi satu adalah faktor bagaimana bisa berkontribusi pada kemenangan," papar Anies setelah acara Pelatihan Relawan Advokasi PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (30/10/2022).

Baca Juga: Muhammad Iqbal Protes Pramuka Dihapus, Tak Sesuai Visi Misi Indonesia 2045

Anies ingin pasangan yang bisa menjaga stabilitas dan dukungan partai politik pendukung. Ia juga berharap cawapres yang bisa menjalankan pemerintahan dengan efektif.

"Yang kedua bisa membuat koalisi dan dukungan partai politik itu stabil sehingga sepanjang periode bertugas itu memiliki soliditas. Ketiga pada pemerintahan yang efektif. Jadi tiga inilah, itu idealnya," sambungnya.

Anies menegaskan jika pemilihan calon wakil presiden dilakukan dengan matang. Pemilih cawapres perlu dilakukan dengan tatanan dan seksama.

"Dari sisi waktu tidak ada ketergesaan, alon-alon waton kelaton, sesuai dengan tatanan. Waton itu bukan asal, justru waton itu sesuai dengan tatanan, sesuai dengan proses, penuh kematangan itu waton. Jadi waton itu bukan asal, justru artinya penuh dengan pertimbangan, penuh dengan seksamalah, penuh dengan kematangan," ungkapnya.

Elektabilitas Cawapres Penting 

Sementara itu, Ketua Badan Pemenang Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Demokrat (PD) Andi Arief menilai elektabilitas dan popularitas cawapres pendamping Anies penting. Menurut Andi Arief, pendamping Anies harus mampu mendongkrak suara di Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang.

"Jawaban saya bahwa apa yang dikemukakan Pak JK adalah salah satu opsi, tapi juga harus kita hitung dengan matang, dalam arti bahwa apakah pembantu presiden itu dapat mendongkrak suara? Belum tentu, karena seorang yang paling dekat saja, wapres bahkan presiden di Indonesia itu pernah kalah, Ibu Megawati kalah di 2009, Pak JK kalah di 2009, kemudian Pak Hamzah Haz kalah di 2004," kata Andi Arief seperti dilansir detik, Minggu (30/10/2022).

Kemudian Andi Arief mencontohkan sebagai wakil, pembantu presiden yang pernah ada adalah Boediono. Andi Arief menceritakan pengalaman Demokrat mencalonkan Boediono sebagai wapres pendamping Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Posisi cawapres menurut Andi Arief penting untuk meningkatkan suara nantinya.

"Kenapa Pak Boediono bisa menang dengan SBY? Karena pada waktu itu surveinya sangat tinggi, Pak SBY sudah 60 persen, sehingga menjadi pertimbangan untuk diajak bersama-sama. Nah, di wakil ini cukup penting ya, seorang gubernur saja untuk menjadi wakil ini belum terbukti, belum terbukti juga bisa menjadi seorang wakil presiden dari beberapa capres pilihan presiden yang pernah ada," ujarnya.

Sehingga menurut Andi Arief popularitas dan elektabilitas cawapres yang nantinya digandeng Anies penting dalam koalisi. Namun, saran JK ini akan menjadi bahan diskusi di dalam internal Koalisi Perubahan.

"Sekali lagi tanpa elektabilitas tanpa popularitas tidak mungkin, kita memilih dulu, baru kita laksanakan survei itu tidak mungkin. Jadi elektabilitas popularitas itu penting, kan namanya pilpres itu ingin berkuasa, hitung dulu bagaimana cara berkuasa, baru kemudian kita hitung menang ya, saya kira Pak JK akan sangat mahir soal ini. Tapi baiklah nggak apa-apa itu bisa dibicarakan di koalisi, kita beradu argumentasi ya," imbuhnya.

Diketahui, Jusuf Kalla menyarankan bakal capres 2024 Anies Baswedan memilih cawapres yang tak populer namun berpengalaman dalam membantu presiden. JK menyebut Anies perlu mempertimbangkan cawapres yang berpengalaman, sementara popularitas di nomor sekian.

Anies Temui Aher 

Pada hari ini, Minggu (30/10/2022), Anies Baswedan menemui Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan di ruangan khusus. Pertemuan Anies dengan pejabat PKS ini digelar di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan alias Aher menyebut pertemuan dengan Anies Baswedan dilakukan secara santai. Anies juga disambut oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

"Alhamdulillah tadi saya sudah menyambut Pak Anies di ruangan khusus presiden (PKS Ahmad Syaikhu), juga sudah ngobrol-ngobrol santai, karena obrolan memang harus santai," kata Aher usai acara 'Pelatihan Relawan Advokasi PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial)', Minggu (30/10/2022).

Ia mengatakan pertemuan dengan Anies membahas soal rencana masa depan. Hasil pertemuan diklaim untuk kepentingan masyarakat.

Baca Juga: PKS Usai KPU Memutuskan Hasil, Pertandingan Belum Selesai!

"Sesuatu yang serius ternyata harus diselesaikan secara santai, termasuk urusan-urusan masa depan juga santai. Dengan cara santai supaya masyarakat juga terlibat secara happy, kemudian hasilnya terbaik dalam pertemuan itu," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aher menyebut setelah pertemuan, dirinya juga mendampingi Anies saat pemaparan materi.

Belum Ada Kepastian 

Aher juga belum memberikan kepastian soal kapan PKS akan resmi menyatakan dukungan capres kepada Anies Baswedan.

Menurut Aher, mekanisme untuk menentukan pilihan calon presiden dari PKS akan diputuskan oleh Musyawarah Majelis Syuro yang bakal digelar dalam waktu dekat.

Kendati begitu, Gubernur Jawa Barat dua periode itu juga belum bisa memastikan kapan Musyawarah Majelis Syuro itu bakal digelar.

Terkait dengan dukungan PKS kepada Pak Anies, kapan akan deklarasi, tentu (jawaban saya sama) seperti jawaban-jawaban para pimpinan seluruhnya, tentu PKS ada tradisi di mana seluruh keputusan itu diputuskan di musyawarah paling tinggi namanya Musyawarah Majelis Syuro, kata Aher.

Insya Allah pada hari-hari ke depan nampaknya akan ada musyawarah Majelis Syuro, salah satu agenda yang ditunggu-tunggu masyarakat tentu adalah kapan keputusan calon presiden tiba, imbuhnya.

Menurut Aher, keputusan untuk mendukung tokoh nasional menjadi calon presiden tidak harus dilakukan secara terburu-buru.

Dia pun mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo yang kerap mengingatkan untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan politik.

Baca Juga: Terima Hasil Pemilu, Hak Angket bagi NasDem dan PKS Jalan Ditempat?

Jadi nampaknya kita tidak perlu tergesa-gesa, insya Allah mutiara itu meskipun di lumpur tetap akan mutiara, tidak akan keliru, tegasnya.

Kalau kata Bapak Presiden Jokowi Ojo kesusu yang penting Alon-alon asal kelakon pelan tapi insya Allah sampai pada tujuan, sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Anies menyebut sempat berdiskusi perihal Pemilu dan Pilpres. Walau begitu, kedua pihak belum memutuskan kesepakatan apa pun.

"Kita ngobrol, sebelum acara mulai mengobrol diskusi dengan pak Presiden PKS dan Pak Wakil Ketua Majelis Syuro, kita mendiskusikan banyak hal. Seperti kita tahu masa masa ini adalah masa membicarakan terkait dengan rencana 2 tahun yang akan datang Pemilu dan Pilpres," kata Anies.

Dia berharap, pertemuan ini bisa terus dilakukan untuk memperkuat kebersamaan menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Walaupun yang dibicarakan santai, tidak ada sesuatu yang khusus tidak ada kesepakatan dan lain-lain, tapi kita tukar pikiran dan prosesnya juga masih panjang, kita mengalir. Senang bisa diskusi dengan suasana yang guyub, chemistry yang nyambung, suasana kebersamaan yang terasa sekali. Mudah-mudahan ini mejadi bagian dari kebersamaan kita, sudah ada selama ini, kita teruskan ke depan, itu saja, pungkasnya.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU