Jadi Wabah Darurat Kesehatan Internasional, Cacar Monyet Banyak Ditemukan Pada Kaum Gay

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Senin, 25 Jul 2022 22:22 WIB

Jadi Wabah Darurat Kesehatan Internasional, Cacar Monyet Banyak Ditemukan Pada Kaum Gay

i

monkeypox-g98a8cc584_1920

Optika.id - Kasus penyakit cacar monyet atau monkeypox dinyatakan oleh Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Asia Tenggara, Poonam Khetrapal Singh, sebagai kasus yang penularannya terjadi saat hubungan seks sesama jenis kaum pria.

Upaya antisipasi penyebaran monkeypox dapat difokuskan di antara populasi yang berisiko, ungkap dia melalui siaran pers yang dikutip dari Antara di Jakarta, Senin (25/7/2022).

Baca Juga: Kapan Pandemi Berakhir?

WHO sebelumnya meminta negara-negara di kawasan Asia Tenggara agar memperkuat sistem pengawasan terhadap penyakit ini karena saat ini, cacar monyet sudah mulai mewabah dan menjadi perhatian internasional.

Monkeypox telah menyebar dengan cepat ke banyak negara yang belum pernah mengalami kejadian sebelumnya," papar Khetrapal Singh.

Dia menjelaskan jika upaya antisipasi dapat difokuskan di populasi yang berisiko sebab umumnya temuan kasus terjadi saat hubungan seks sesama jenis antara kaum pria (gay).

Untuk diketahui, lebih dari 16.000 kasus monkeypox secara global telah dilaporkan dari 75 negara. Di antaranya empat kasus ditemukan di Asia Tenggara yakni India yang ditemukan 3 kasus dan satu kasus dari Thailand.

Khetrapal Singh mengatakan jika kasus yang terjadi di India dialami oleh warga negara setempat yang pulang dari Timur Tengah. Sementara, di Thailand dialami pelaku perjalanan internasional yang tinggal di negara setempat.

Yang penting, upaya dan tindakan yang dilakukan terfokus harus sensitif, tanpa stigma atau diskriminasi," lanjut dia.

Sebelumnya, monkeypox diklasifikasikan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional atau PHEIC yang diumumkan oleh Dirjen WHO Tedros sehari setelah dia mengadakan pertemuan komite darurat internasional untuk meninjau wabah multi-negara pada Jumat (22/7/2022) yang lalu.

"Masih banyak yang belum diketahui tentang virus tersebut. Kita harus tetap waspada dan bersiap untuk menggelar respons intensif untuk mengurangi penyebaran monkeypox, lanjut dia.

Sejak awal wabah menjalar, WHO mendukung beberapa negara yang berisiko dengan memberikan sejumlah panduan kesehatan masyarakat serta membangun dan memfasilitasi kapasitas pengujian di kawasan.

Baca Juga: Status Kedaruratan Dicabut, Vaksinasi Covid-19 Tak Lagi Gratis?

Adapun virus cacar monyet ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia melalui kontak secara tidak langsung maupun langsung. Sementara itu penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau lesi yang menular. Termasuk tatap muka, kulit ke kulit, serta droplet melalui pernapasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penularan juga dapat terjadi dari bahan yang terkontaminasi seperti linen, tempat tidur, elektronik, pakaian, yang memiliki partikel kulit yang menular.

Dihubungi secara terpisah, Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan keputusan WHO memasukkan cacar monyet sebagai PHEIC dan sebagai wabah kedaruratan yang memerlukan kolaborasi global dan melakukan tindakan pengendalian.

"Tapi itu tidak selalu berarti pandemi sebagai wabah global. PHEIC cacar monyet karena memenuhi kriteria yang berpotensi menyebar di seluruh negara serta ada kebutuhan kerja sama internasional," katanya, Senin (25/7/2022).

Monkeypox merupakan kejadian yang tidak biasa, bahkan diperlukan penelitian terhadap pola baru penyakit tersebut.

"Ada pola penyebaran yang tidak lazim," sebut dia.

Baca Juga: Waspada! Sampai Saat Ini Masih Ada Penyakit Tropis yang Terabaikan di Indonesia

Dicky mengatakan penyakit lain yang kini masuk dalam kriteria PHEIC, di antaranya polio dan covid-19.

Sementara itu Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan, hingga saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia berdasarkan kanal laporan yang dibuka dari seluruh laboratorium di daerah.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU