Ini Sederet Pernyataan Kontroversial Menteri Agama Yaqut!

author Seno

- Pewarta

Sabtu, 12 Mar 2022 03:39 WIB

Ini Sederet Pernyataan Kontroversial Menteri Agama Yaqut!

i

k4ndi7ejw2f8epqkgqxv

Optika.id - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang kontroversial di publik.

Dia menjadi sorotan publik usai mengeluarkan pernyataannya yang membandingkan suara toa masjid dengan gonggongan anjing. Pernyataan kontroversial tentang suara toa masjid ini diungkapkan Gus Yaqut sapaan akrabnya, usai menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

Baca Juga: Menag Yaqut Beri Dua Arahan Jelang Pemilu 2024

"Kita bayangkan, saya Muslim saya hidup di lingkungan non muslim, kemudian rumah ibadah mereka membunyikan toa sehari lima kali dengan keras secara bersamaan, itu rasanya bagaimana? Contohnya lagi, misalkan tetangga kita kiri kanan depan belakang pelihara anjing semua, misalnya menggonggong di waktu yang bersamaan, kita terganggu tidak? Artinya semua suara-suara harus kita atur agar tidak menjadi gangguan," ujar Gus Yaqut dalam sebuah wawancara beberapa waktu yang lalu.

Ingin Dirikan Rumah Ibadah Multi Agama

Selain itu, Gus Yaqut juga pernah mengatakan, pendirian rumah ibadah multi Agama. Menurutnya, merupakan salah satu bentuk toleransi antar agama. Dia bergagasan, rumah ibadah tersebut bakal didirikan di kampus.

"Rumah ibadah multi agama itu merupakan sebuah gerakan simbolis dan manifestasi dari toleransi antar umat beragama," kata dia, saat seminar pembangunan rumah ibadah di kampus secara virtual, Senin (7/3/2022).

Kata dia, tak hanya bentuk toleransi saja, akan tetapi ini merupakan sebuah kerukunan beragama yang substantif.

"Ini kunci dari kerukunan antar umat beragama. Dalam hal ini pemerintah menghendaki kerukunan beragama yang tidak hanya sekadar simbolis, tetapi sebuah kondisi kerukunan yang substantif. Untuk itu pemerintah mendorong masyarakat dan tokoh-tokoh agama pada khususnya, untuk bisa mendiskusikan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan keagamaan yang dihadapi, dengan didasari sikap inklusif dan toleran dalam menyikapi perbedaan," tuturnya.

Diketahui, pria yang ditunjuk Jokowi sebagai Menag pada 23 Desember 2020 itu tak sekali ini saja mengeluarkan pernyataan yang memicu polemik. Dia pernah beberapa kali memberikan pernyataan kontroversial.

Berikut ini sederet pernyataan kontroversial Menag Yaqut seperti dihimpun Optika.id, Jumat (11/3/2022):

1. Afirmasi Kelompok Syiah dan Ahmadiyah

Baru beberapa hari setelah dilantik, Gus Yaqut langsung membuat kebijakan kontroversial, yakni berencana mengafirmasi hak beragama warga Syiah dan Ahmadiyah.

Gus Yaqut menegaskan, pemerintah tidak mau ada kelompok agama minoritas yang terusir dari kampung halaman mereka karena perbedaan keyakinan.

"Mereka warga negara yang harus dilindungi," kata Gus Yaqut, Jumat (25/12/2020).

Gus Yaqut menambahkan, Kementerian Agama akan memfasilitasi dialog lebih lanjut untuk menjembatani perbedaan yang ada.

"Perlu dialog lebih intensif untuk menjembatani perbedaan. Kementerian Agama akan memfasilitasi," ucapnya.

Meski begitu, ditegaskan dirinya tidak berusaha melindungi organisasi atau kelompok Syiah dan Ahmadiyah. Melainkan sikapnya sebagai Menag yang ingin melindungi semua warga negara.

2. Setiap Acara Dimulai Doa Semua Agama

Gus Yaqut juga pernah menyinggung soal doa yang dibacakan tiap awal acara Kemenag hanya doa dari perwakilan umat Islam. Ia pun meminta agar semua kegiatan Kemenag tidak hanya diawali pembacaan ayat suci Al-Qur'an. Melainkan, semua agama yang diakui di Indonesia diberikan kesempatan yang sama untuk memberikan doa.

"Pagi hari ini saya senang Rakernas dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Quran. Ini memberikan pencerahan sekaligus penyegaran untuk kita semua. Tapi akan lebih indah lagi jika doanya semua agama diberikan kesempatan untuk memulai doa," ujar Gus Yaqut, Senin (5/4/2021).

Gus Yaqut menyebut bahwa Kemenag memayungi semua agama, tidak hanya Islam. Karena itu harus ada mindset yang berubah yang ditunjukkan dalam perilaku, seperti acara-acara Kemenag.

"Kalau semakin banyak doa, probabilita untuk dikabulkan itu semakin tinggi, ini autokritik," tuturnya.

3. Ucapkan Selamat Hari Raya Naw Ruz ke Komunitas Baha'i

Gus Yaqut juga pernah menyampaikan ucapan selamat hari raya Naw-Ruz 178 EB ke komunitas Baha'i dalam sebuah video yang diunggah di akun YouTube Baha'i Indonesia. Namun, ucapan ini menuai pertanyaan terkait status Baha'i sebagai agama resmi di Indonesia.

"Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Kepada saudaraku masyarakat Baha'i di mana pun berada, saya mengucapkan selamat merayakan hari raya Naw-Ruz 178 EB. Suatu hari pembaharuan yang menandakan musim semi spiritual dan jasmani, setelah umat Baha'i menjadikan ibadah puasa selama 19 hari," kata Yaqut.

Dalam pesannya, ia menekankan persatuan seluruh elemen bangsa dan pentingnya moderasi beragama.

Baca Juga: Menag Minta Agama Tak Dijadikan Bahan Candaan Politik

"Semoga hari raya ini dapat menjadi kesempatan dan momentum bagi seluruh bangsa kita untuk saling bersilaturahmi dan memperkokoh persatuan dan kesatuan, menjunjung tinggi nilai-nilai moderasi beragama bahwa agama perlu menjadi sarana yang memberikan stimulus rohani bagi bangsa Indonesia untuk senantiasa bekerja sama dan maju," tutur dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam keterangan yang dirilis Kemenag, berdasarkan hasil riset Balitbang Kemenag tahun 2014 dinyatakan Bahai adalah suatu agama tersendiri dan bukan aliran dari suatu agama tertentu. Baha'i memiliki nabi, kitab, doktrin, dan ajaran tersendiri. Agama Bahai juga memiliki peribadatan seperti puasa, sembahyang, dan doa.

Atas dasar pemikiran tersebut, ucapan Gus Yaqut sebagai Menag yang memberikan ucapan selamat merayakan hari raya Nawruz kepada komunitas Bahai tidak berbeda dengan ucapan kepada pemeluk agama lain, seperti ke pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu.

4. Kemenag Hadiah Negara untuk NU

Gus Yaqut menyebut Kemenag merupakan hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU). Pernyataan ini dilontarkan Gus Yaqut saat acara webinar RMI PBNU dalam peringatan Hari Santri 2021, Rabu (20/10/2021). Ketika ia berbicara adanya perdebatan kecil tentang tagline Kementerian Agama (Kemenag), yakni Ikhlas Beramal.

"Ada perdebatan kecil di kementerian. Ketika mendiskusikan Kementerian Agama, saya berkeinginan mengubah tagline, tagline Kemenag kan Ikhlas Beramal, saya bilang gak ada ikhlas ditulis itu, namanya ikhlas itu di dalam hati kok ditulis?" papar Gus Yaqut.

Dari sana, Ketua Umum GP Ansor itu mengatakan, perdebatan terus berkembang hingga menyinggung sejarah berdirinya Kemenag. Gus Yaqut menyebut ketika itu ada pihak yang tidak setuju Kemenag menjadi kementerian semua agama.

"Kemudian berkembang jadi sejarah asal usul Kemenag ada yang bilang, enggak bisa Kemenag hadiah negara untuk umat Islam karena waktu itu perdebatannya bahwa kementerian ini harus jadi kementerian semua agama melindungi semua umat agama. Ada yang enggak setuju," ucap Gus Yaqut.

"Ada yang tidak setuju, kementerian ini harus agama Islam karena Kemenag itu hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah bukan, Kemenag itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum tapi secara spesifik untuk NU," ucapnya.

Gus Yaqut menjelaskan, berdirinya Kemenag berkat keterlibatan NU dalam mencoret tujuh kta dalam Piagam Jakarta, atau yang kini dikenal sebagai sila pertama Pancasila.

Jokowi Disarankan Ganti Menag Yaqut

Humas Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya menyarankan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyiapkan pengganti Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama. Menurutnya, Yaqut telah berkali-kali membuat ribut dan gaduh di masyarakat.  

"Saya usulkan gini, Pak Jokowi tolong siapkan pengganti Pak Yaqut, ya saya nggak bilang Pak Yaqut turun, nggak tapi siapkan siapkan aja dulu. Karena beliau sudah berkali-kali melakukan hal yang sama ya," ujar Mustofa dalam diskusi bertajuk 'Yaqut, Toa dan Gonggongan Anjing' yang digelar secara virtual, Jumat (25/2/2022).

Baca Juga: Kemenag Segera Luncurkan Pegon Virtual Keyboard

Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam sebuah video wawancara membandingkan suara toa masjid dengan gonggongan anjing.

Mustofa kemudian menyinggung pernyataan Yaqut yang pernah menyebut Kemenag merupakan hadiah khusus dari negara kepada Nahdlatul Ulama (NU). Sehingga, kata Mustofa, orang yang di luar NU merasa tersinggung dengan pernyataan Yaqut.

"Ini kan yang non-NU tersinggung kan. Jadi, Kementerian Agama itu semua agama. Klaim dia tidak hanya menterinya orang Islam, tapi diklaim kembali bahwa ini hanya untuk NU kan nggak nyambung. Katanya, semua agama tapi kok hadiah untuk NU. Ini yang ke berapa kali saya itu beberapa kali saya hitung jadi saya kira ini sudah kalau dibilang kebablasan ini sudah sangat berlebihan kebablasannya," ucap dia

Mustofa menuturkan, Yaqut seharusnya tahu diri jika belum mampu menjadi menteri agama. Pasalnya, ia menilai Yaqut kerap membuat blunder dengan pernyataannya.

"Ini kan sudah berkali-kali. Kalau saya sebagai menteri agama, mohon maaf nih, itu seharusnya tahu diri gitu, bukan Pak Jokowi nya ya. Saya belum mampu ya, ya jangan mau, karena kan sudah berkali-kali (Yaqut) membuat blunder," papar Mustofa.

Tak hanya itu, Mustofa mengatakan menduduki jabatan menteri agama tak hanya menguasai banyak ilmu agama, namun harus memahami etika, adab dan toleransi.

"Seorang menteri agama itu harus menguasai banyak ilmu , tidak hanya ilmu agama saja tapi soal etika soal-soal adab, toleransi ya, jangan hanya menghafalkan radikal-radikul sementara yang lain tidak tahu," ucapnya.

Selain itu, Partai Ummat kata Mustofa meyakini masih banyak sosok calon menteri agama yang lebih baik dari Yaqut.

"Apa nggak ada yang lebih baik dari Pak Yaqut untuk memegang kementerian yang sangat sensitif ini gitu? Saya yakin banyak, sekali cuman ya ini kan istilahnya diskresi dari Pak Jokowi kan apakah menyukai menteri seperti itu kalau nggak disiapkan penggantinya, berarti Pak Jokowi suka menteri seperti (Yaqut) ini yang membuat dan membuat ribut masyarakat, yang ribut bukan masyarakat tapi pejabatnya," pungkasnya.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU