Ini Empat Jenis Cedera yang Dialami Atlet Esports

author optikaid

- Pewarta

Senin, 18 Okt 2021 15:55 WIB

Ini Empat Jenis Cedera yang Dialami Atlet Esports

i

Ini Empat Jenis Cedera yang Dialami Atlet Esports

Optika - Esports adalah salah satu cabang olahraga yang mengandalkan kemampuan otak dan fisik. Oleh karena itu, sama halnya dengan olahraga yang lain, atlet esports juga memiliki risiko untuk mengalami cedera. Bahkan dalam kasus yang parah, cedera yang dialami bisa mengakhiri karir seorang atlet esports.

Meskipun hanya duduk dan tidak melakukan hal berat seperti berlari dan melompat, ada hal lain yang bisa menyebabkan atlet esports mengalami cedera. Berikut empat jenis cedera yang dialami atlet esports:

  1. Collapsed Lung 

Collapsed Lung terjadi karena udara keluar dari paru-paru mengisi ruang di sekitarnya. Kondisi ini memberikan tekanan dan mencegah paru-paru berkembang seperti seharusnya. Penderita cidera ini biasanya merasakan rasa nyeri di daerah dada atau bahu serta mengalami nafas yang pendek.

Kasus Collapsed Lung pernah terjadi pada seorang pro player dari game League Of Legends, Hai Du Lam. Akibat cidera itu dia harus dilarikan ke rumah sakit dan terpaksa absen dari turnamen di Paris pada 2014.

Selain Hui Du Lam, atlet esports lainnya yang pernah merasakan cidera tersebut adalah pemain CS:GO Lukas "gla1eve" Rossander pada 2016 silam dan pemain Overwatch Song "Janus" Jun-hwa.

Dilansir dari gutx.id, Caitlin McGee seorang terapis fisik untuk turnamen esports mengungkapkan bahwa seorang gamers tanpa di sadari sering menahan nafasnya ataupun menarik nafasnya dengan pendek. Hal ini untuk waktu yang lama akan msmbahayakan efektifitas paru-paru orang tersebut.

  1. Sindrom Carpal Tunnel 

Sindrom Carpal Tunnel (SCT) adalah cidera akibat penyempitan saraf di lengan yang terjadi karena gerakan yang dilakukan secara berulang, terutama jika pergelangan tangan tertekuk.

Cidera ini menyebabkan rasa nyeri, kesemutan dan mati rasa bagi penderitannya. Jika dibiarkan, sindrom ini akan menimbulkan efek yang lebih berbahaya. Di antaranya adalah, dapat membuat genggaman tangan menjadi lemah.

Beberapa atlet esports yang pernah mengalami cidera ini adalah pemain CS:GO Olofmeister dan Ladislav "Guardians" Kovacs.

Menurut Dr. Levi Harrison seorang penulis dan dokter esports, melalui kanal Youtube miliknya, dia menyebut bahwa resiko Sindrom Carpal Tunnel sebenarnya dapat dicegah. Hal tersebut bisa dilakukan dengan melakukan perenggangan tangan ketika bermain game yang durasinya cukup lama.

  1. Tennis Elbow

Tennis Elbow adalah cidera yang terjadi pada siku bagian luar. Cidera ini menimbulkan rasa sakit pada siku ketika ditekuk. Tennis Elbow umumnya terjadi karena penggunaan siku secara berlebihan sehingga menyebabkan otot-otot siku sobek dan dapat terjadi peradangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Cidera umumnya terjadi pada tangan yang lebih sering memegang mouse. Hal ini dikarenakan tangan yang memegang mouse lebih sering bergerak dibandingkan dengan tangan yang ada pada keyboard. Pergerakan ini memberikan beban lebih kepada otot siku di tangan tersebut, sehingga meningkatkan kemungkinan cidera ini.

Salah satu atlet esports yang pernah mengalami cidera ini adalah pemain DOTA 2 Clinton "Fear" Loomis. Dia di diagnosa mengidap cidera Tennis Elbow pada 2014 membuat Fear harus absen di TI4.

  1. Gamer's Thumb

Gamers Thumb adalah cidera yang paling sering mengancam pro player esports. Cidera ini terjadi karena penggunaan ibu jari yang berulang dan  dalam waktu yang lama. Gamers Thumb terjadi pada selubung tendon otot ekstensor pollicies brevis dan abductor pollicies longgus. Otot-otot ini menarik ibu jari menjauh dari tangan dan telapak tangan. Kondisi ini dikategorikan sebagai penebalan dan pengerasan selubung tendon dan sering kali memerlukan pembedahan.

Kasus Gamers Thumb pernah terjadi pada salah satu pro player Call Of Duty, yaitu Thomas "ZooMaa" Paparatto. Pemain yang baru berusia 25 tahun itu terpaksa harus pensiun dini karena sudah tidak kuat menahan rasa sakit akibat cidera. Walau sempat dioperasi, Thomas tetap memutuskan untuk pensiun. Hal ini dikarenakan dia tidak mau memperburuk kondisi tangannya dan menjadi beban di tim dengan kondisinya itu.

Thomas memulai karir profesionalnya sebagai gamers esports sejak 2013. Selama 8 tahun menjadi pemain profesional dia sering memenangkan berbagai turnamen bergengsi bersama dengan timnya.

Reporter: Denny Setiawan

Editor: Ananda

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU