Ini 3 Langkah Pemerintah Untuk Atasi KLB Polio

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Sabtu, 26 Nov 2022 19:26 WIB

Ini 3 Langkah Pemerintah Untuk Atasi KLB Polio

i

polio

Optika.id - Sebanyak 415 Kabupaten/Kota di 30 provinsi di Indonesia masuk ke dalam kriteria risiko tinggi polio sebab rendahnya imunisasi, termasuk di Aceh baru-baru ini. Untuk menangani hal tersebut, pemerintah menggencarkan upaya imunisasi di berbagai wilayah.

Kalau lihat cakupan oral polio virus OPV dan IPV memang seluruh Indonesia rendah terutama saat Pandemi COVID-19, ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, baru-baru ini.

Baca Juga: Efek Pandemi Covid-19, Jutaan Anak Masih Belum Imunisasi

Adapun kasus polio kembali mencuat pada awal November 2022 ketika ditemukan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh berdasarkan penelusuran (tracing) RT-PCR. Kejadian tersebut membuat pemerintah Kabupaten Pidie menetapkan Kejadian Luar Biasa Polio tingkat Kabupaten Pidie.

Diketahui salah satu pasien yang berusia 7 tahun 2 bulan mengalami polio dengan gejala kelumpuhan pada kaki kiri. Anak tersebut mengalami demam pada tanggal 6 Oktober dan tanggal 18 Oktober masuk ke RSUD TCD Sigil, Aceh. Tim dokter kemudian curiga anak tersebut terkena polio dan mengambil specimen untuk dikirim ke provinsi pada tanggal 21 22 Oktober. Pada tanggal 7 November, hasil RT PCR kemudian keluar dan menunjukkan bahwa anak tersebut terkonfirmasi polio tipe 2.

Oleh sebab itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, mengambil beberapa langkah untuk mengatasi KLB Polio tersebut. Apa saja upaya yang diambil pemerintah?

1. Penyelidikan epidemiologi untuk atasi KLB polio

Selain cakupan imunisasi polio yang rendah berdasarkan penyelidikan epidemiologi, didapati faktor perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih minim.

Diketahui sampai saat ini masih ada penduduk yang menerapkan BAB terbuka di sungai yang mana sanitasi mereka kurang. Kendati tersedia toilet, akan tetapi lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai yang mana sungai tersebut dipakai sebagai sumber aktivitas penduduk termasuk dijadikan anak-anak sebagai tempat bermain.

Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Kementerian Kesehatan, UNICEF dan WHO telah melakukan serangkaian tindakan penting termasuk melakukan pelacakan guna mencari kasus lumpuh layuh (Polio) lain di sekitar tempat tinggal kasus. Kemudian, dilakukan pengambilan sampel tinja di wilayah terdampak untuk dilakukan pemeriksaan serta memeriksa sampel air di tempat pembuangan dan melakukan survei cepat cakupan imunisasi.

2. Melakukan pencegahan penularan dan edukasi

Baca Juga: Kasus Polio Kembali Merebak, Anggota DPR Desak Pemerintah Gencarkan Imunisasi

Upaya selanjutnya yakni dengan melakukan tindakan pencegahan penularan lebih luas lagi dengan meningkatkan notifikasi tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk mendeteksi adanya kasus lumpuh layuh agar segera ditindaklanjuti baik secara medis maupun epidemiologis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tak hanya itu, kemudian dilakukan edukasi serta menggerakkan masyarakat untuk mencegah penularan virus polio. Edukasi tersebut berupa pentingnya imunisasi rutin bagi anak, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama perilaku BAB di jamban yang bersih.

3. Meningkatkan pemberian imunisasi polio

Upaya lainnya yakni pemberian imunisasi polio tambahan kepada semua anak dengan rentang usia 0 13 tahun di seluruh wilayah Provinsi Aceh sebanyak 2 putaran yang direncanakan bakal dimulai pada tanggal 28 November 2022.

Untuk diketahui, penyakit polio sangat berbahaya bagi anak sebab menyebabkan kelumpuhan dan tidak ada obatnya jika kadung terinfeksi. Akan tetapi, polio tetap bisa dicegah dengan imunisasi polio lengkap dan imunisasi rutin.

Baca Juga: Seorang Anak di Aceh Tiba-tiba Lumpuh, Indonesia Tetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio

Pencegahan juga dilakukan dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti BAB di jamban yang sesuai standar, cuci tangan pakai sabun dan menggunakan air matang untuk makan dan minum.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU