Indonesia Harus Berhati-hati Sikapi Konflik Rusia-Ukraina

author Denny Setiawan

- Pewarta

Senin, 07 Mar 2022 14:50 WIB

Indonesia Harus Berhati-hati Sikapi Konflik Rusia-Ukraina

i

foto: tangkapan layar

Optika.id - Pengamat Militer dan Pertahanan Keamanan, Connie R. Bakrie mengingatkan pemerintah Indonesia harus berhati-hati dalam menyikapi konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. 

"Kita harus berhati-hati jangan sampai terbawa apalagi gerakan mengatasnamakan Islam. Tugas kita sebagai penengah jangan di pihak manapun tp melihat dari kacamata yang jelas agar kita bisa seimbangkan. karena Palestina sendiri juga tidak mengambil sikap soal kasus ini," kata Connie R. Bakrie dikutip Optika.id dalam webinar 'Forum Insan Cita', Minggu (6/3/2022).

Baca Juga: Tahun 2023 Makin Panas! Zelenskyy dan Putin Sama-Sama Janjikan Kemenangan

Connie juga menjelaskan alasan dibalik serangan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

"Kita tahu siapa yang memancing Rusia dan siapa dibalik Ukraina. Ada Amerika, NATO, dan kawan-kawannya termasuk aliansinya," jelasnya.

Menurutnya, saat ini Presiden Rusia Vladimir Putin sedang membalas agresi militer yang dilakukan Amerika Serikat.

"Di mata saya Putin sedang membalas dunia. Sejak perang dunia kedua militer AS itu sudah intervensi China, Serbia, Iran, Guatemela, Tibet, Argentina, Tibet, mungkin juga Indonesia dan lain-lain. Ada 52 negara diinvasi oleh Amerika Serikat," ungkapnya.

"Jadi 52 negara itu diinvasi atau diganggu tapi 52 negara ini memilih sikap diam. Saya menyarankan presiden Jokowi segera menganulir dan mengambil sikap abstain dalam voting dunia. Seperti yang dilakukan Bangladesh, China, India, Kazakhstan, Kirgistan, Laos dan lain-lain. Sebab Indonesia bukan merupakan negara non militeristik," sambungnya.

Baca Juga: Putin Ingin Akhiri Perang Rusia-Ukraina, Ini Alasannya

Connie menambahkan, Presiden Rusia saat ini sedang mengembangkan gagasannya kepada dunia, sama seperti yang dilakukan Presiden Indonesia Soekarno soal negara-negara non blok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Yang dilakukan Putin sama seperti yang dilakukan Soekarno saat mencoba maju ke dunia untuk mengembangkan gagasannya terkait negara non blok. Bahwa negara ini anti diserang oleh beberapa kelompok atau satu dua negara atau lain halnya, jadi semua harus sama," bebernya.

Connie menilai wacana perang ketiga yang dilakukan di dunia tidak akan pernah terjadi kalau kelompok dibalik Ukraina berhenti mendukungnya.

"Perang dunia ketiga tidak akan terjadi kalau NATO segera menyatakan tidak akan pernah menjadikan Ukraina bagian dari NATO. Amerika dan kawan-kawan berhenti ikut campur dan memprovokasi langkah-langkah Presiden Putin yang sekarang mencoba menyeimbangkan dunianya, regionalnya, sesuai kepentingan kawasan dan bumi," tandasnya.

Baca Juga: Bencana Militer Terbesar Rusia, Ukraina Bisa Usir Pasukan Putin di Akhir Tahun 2022

Reporter: Denny Setiawan

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU