optika.idoptika.id
    Facebook Twitter Instagram YouTube
    optika.id optika.id
    • News
    • Rubrik
      • Politik
      • Kesehatan
      • Teknologi & Gaya Hidup
      • Sosial & Ekonomi
      • Pendidikan
      • Hukum & Kriminal
      • Sport
      • Budaya & Wisata
    • Trending
    • In-depth
    • The Leader
    • Berita Daerah
    • Netizen
    • Cangkruk Optika (COK)
    • Pojok Loker
    • Log Masuk
    Facebook Twitter Instagram YouTube TikTok
    optika.idoptika.id
    Home»Hukum»Igak: Wajar Bila Mural Jadi Simbol Perlawanan !

    Igak: Wajar Bila Mural Jadi Simbol Perlawanan !

    By Pahlevi22 Agustus 20212 Mins Read
    Salah satu mural dari Serikat Mural Surabaya. (Doc Optika)
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Optika.id, Surabaya – Mural di era kontemporer menjadi hal yang tak terpisahkan saat menyebutkan kata kritik di ruang publik. Menanggapi hal tersebut, Ketua Pusat Studi Industri Kreatif Pasca Sarjana Universitas Airlangga (UNAIR), Igak Satrya Wibawa S.Sos., MCA.,Ph.D menyampaikan bahwa mural sudah dikenal menjadi media komunikasi bagi masyarakat. Dalam dimensi seni, tambahnya, wajar bila mural dijadikan sebagai simbol perlawanan, kritik ataupun harapan, dan sah saja bila penempatannya dalam ruang publik agar didengar dan dilihat publik. “Untuk itu agak susah bila kita menghadapkan seni dan aturan, karena dalam seni kadang harus membenturkan keduanya,” ungkapnya kepada Optika, Minggu (22/8/2021).

    “Mural adalah salah satu bentuk street art, menjadi media komunikasi yang cukup sering digunakan masyarakat dalam menyampaikan pesan, harapan dan kritik kepada pihak yang punya privilege atau kekuasaan tertentu,” ujarnya.

    Mural berbeda dengan graffiti, walaupun sama-sama termasuk seni jalanan. Graffiti menonjolkan ekspresi pelukis secara tersurat, dan kadang sifatnya sangat personal karena hanya berupa tulisan atau simbol yang mewakili entitas tertentu. “Sedangkan mural yang memiliki makna dan pesan lebih dalam, kebanyakan ditempatkan di ruang publik dengan tujuan dilihat banyak orang,” jelas pengajar mata kuliah Visual Culture & Creative Arts di departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNAIR tersebut.

    1 2 3
    Add A Comment

    Leave A Reply Cancel Reply

    Social connect:

    Berita Terbaru

    3 Tips Self Reward Low Bugdet, Cocok Buat Para Mahasiswa

    17 Agustus 2022

    Kamu Lulusan Akuntansi? Kini EF Sinergy Consultant Buka Lowongan Loh

    17 Agustus 2022

    Mau Jadi Driver Ojol Air Asia? Banyak Untungnya, Ini Syaratnya

    17 Agustus 2022

    Polres Pelabuhan Tanjung Perak Ungkap Peredaran Sabu-Sabu 36,3 Kg

    17 Agustus 2022

    Sambut HUT RI, Armuji Minta RT/RW di Surabaya Sampaikan Pesan Bung Karno

    17 Agustus 2022

    Mata Garuda DIY Peringati HUT RI Ke-77 di Kampung Gendeng Baciro Yogyakarta

    17 Agustus 2022
    Facebook Twitter Instagram YouTube TikTok
    • Tentang Kami
    • Redaksi
    • Pedoman Media Siber
    • Kontak Kami
    • FAQ
    PT Optika Media Bersama © 2022

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Pahlevi