Hati-Hati, Polusi Udara Sebabkan Depresi pada Remaja

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Senin, 18 Jul 2022 19:17 WIB

Hati-Hati, Polusi Udara Sebabkan Depresi pada Remaja

i

air-pollution-ge89a4fca9_1920

Optika.id - Polusi udara yang meningkat akhir-akhir ini sesungguhnya telah lama dikenal bisa memberikan dampak negatif bagi tubuh serta saluran pernapasan. Mulai dari merusak sistem saraf, gangguan pernapasan, hingga berisiko menyebabkan kanker paru-paru.

Akan tetapi, tak hanya merusak tubuh dan saluran pernapasan, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Developmental Psychology di 2022, Senin (18/7/2022), menemukan fakta bahwa terpapar polusi udara secara lama bisa meningkatkan risiko alami depresi saat remaja.

Baca Juga: Pro Kontra Uji dan Tilang Emisi, Bukan Barang Baru dan Tidak Cukup Efektif

Adapun depresi ialah salah satu gangguan mood yang digambarkan sebagai perasaan sedih, marah, atau kehilangan yang berdampak pada aktivitas sehari-hari seseorang. Depresi sendiri tidak bisa serta merta dianggap sepele sebab jika di tingkatan ekstrem, depresi bisa menjadi pemicu tindakan bunuh diri. Ada sekitar 15,6 juta penduduk Indonesia yang mengalami depresi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari University of Denver Amerika Serikat, depresi disebabkan oleh banyak hal salah satunya dari faktor lingkungan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa area yang terpapar ozon terlalu tinggi dapat menimbulkan risiko terjadinya depresi pada para remaja.

Adapun penelitian tersebut dilakukan pada 213 partisipan usia 9 hingga 13 tahun dalam kurun waktu 4 tahun.

Pada penelitian tersebut, partisipan diminta untuk mengisi survei tentang kejadian yang membuat stress, demografi dan kesehatan mental mereka. Hasilnya, remaja yang tinggal di area dengan kadar ozon tinggi menunjukkan berbagai gejala depresi dibandingkan remaja yang tinggal di area dengan kadar ozon yang lebih rendah.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academies of Sciences menunjukkan polusi udara dapat mengubah sirkuit yang ada di otak sehingga polusi udara mengubah bagian otak yang berkaitan erat dengan depresi seperti kemampuan berpikir logis serta memproses emosi. Akibatnya, seseorang pun dengan mudah bisa mengalami gejala depresi.

Baca Juga: Lansia Berpotensi Terkena TBC Imbas Polusi Udara

Meskipun demikian, para peneliti juga menyimpulkan bahwa polusi udara bukan menjadi faktor tunggal terjadinya depresi pada remaja atau masyarakat era sekarang. Sebab, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami depresi, serta membutuhkan bantuan professional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain itu, peneliti juga tidak mencatat berapa lama waktu yang partisipan habiskan di luar ruangan sehingga terpapar oleh polusi udara.

Meski begitu, peneliti berharap dengan adanya temuan ini dapat menyadarkan masyarakat bahwa terpapar polusi udara dapat memberikan dampak yang cukup serius bagi kesehatan, tidak hanya kesehatan fisik melainkan juga mental.

Baca Juga: Olahraga di Tengah Polusi Udara, Apakah Sehat?

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU