Hambat Lahirnya Pemimpin Demokratis, Politisi Nasdem Minta PT 20 persen Dihapus!

author Seno

- Pewarta

Kamis, 04 Agu 2022 19:30 WIB

Hambat Lahirnya Pemimpin Demokratis, Politisi Nasdem Minta PT 20 persen Dihapus!

i

images (30)

Optika.id - Politisi dari Partai NasDem (Nasional Demokrat) Zulfan Lindan mengusulkan agar Presidential Threshold (PT) atau ambang batas pencalonan presiden 20 persen dihapus. Menurutnya adanya PT 20 persen akan menghambat lahirnya pemimpin yang demokratis.

"Saya itu paling setuju dengan apa kata Bang Rizal (Rizal Ramli, red) dan pendapatnya Adi (pengamat politik Adi Prayitno, red) bahwa kita sudah akhirilah 20 persen threshold ini," kata Zulfan seperti dikutip Optika.id dari diskusi Adu Perspektif kolaborasi detikcom dan Total Politik bertema 'Dilema Jokowi, Antara Politik Relawan dan Politik Partai', Kamis (4/8/2022).

Baca Juga: Cegah Polarisasi dan Politik Identitas, Pemuda Surabaya Dorong Penurunan Ambang Batas Capres

Zulfan berharap aturan PT 20 persen itu tidak ada lagi pada Pemilu 2024. Dia menilai adanya ambang batas pencapresan itu menghambat lahirnya pemimpin harapan rakyat.

"Saya sebagai kader NasDem menuntut supaya tak ada lagi threshold 20 persen ini. Ini menghambat lahirnya pemimpin yang lebih demokratis yang memang menjadi harapan rakyat, bukan pemimpin jadi bonsai," katanya.

Ambang batas pencapresan itu, menutur Zulfan, tidak harus 0 persen. Namun, kata dia, disesuaikan dengan perolehan kursi partai di parlemen.

"Jadi kalau katakanlah tidak 0 persen, paling tidak semua partai yang lolos di parlemen, DPR RI itu bisa mencalonkan calon presiden, agak longgar sedikit tu. Periode selanjutnya 5 tahun ke depan ditiadakan itu angka threshold itu, 0 persen misalnya," tutur dia.

Baca Juga: Demokrasi Seolah-Olah

Sebelumnya, dalam forum yang sama, Rizal Ramli juga meminta agar Jokowi mengumumkan presidential threshold 0 persen. Dia menyebut presidential threshold sebagai permainan oligarki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Mas Jokowi umumkan bahwa sebagai Presiden umumkan bahwa threshold 0 persen, sehingga dan itu sesuai dengan UUD '45. Di negara demokratis manapun tidak ada sistem threshold, ini kan permainan dari pada oligarki saja. Nah kalau Mas Jokowi lanjutkan ini, pasti iparnya Ketua MK manutlah, kalau enggak berhenti lu jadi ipar, kalau itu dilakukan orang akan ingat apa sih legacy Mas Jokowi, oh dia masih berupaya menegakkan demokrasi, dia berupaya mengubah ynag kriminal menjadi demokrasi yang amanah, demokrasi yang good governance," tutur dia.

Reporter: Pahlevi

Baca Juga: Rektor Unitomo: Ambang Batas 20 persen untuk Mengamankan Presiden

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU