Gerakan Street Art Melawan Sebagai Bentuk Kritik Pemerintah

author Seno

- Pewarta

Senin, 23 Agu 2021 04:59 WIB

Gerakan Street Art Melawan Sebagai Bentuk Kritik Pemerintah

i

IMG_20210817_153017

Optika.id, Surabaya  - Melihat fenomena mural yang kini digunakan untuk mengkritik pemerintah, tentunya ini sudah menjadi hal yang lumrah terjadi di negara demokrasi. Tetapi di negara yang ramai disebut oleh netizen +62 ini mural satir malah dihapus oleh Pemerintah. Salah satu seniman mural yang ditemui oleh Optika yakni Al fajar Xgo yang merupakan dedengkot Serikat Mural Surabaya (SMS).

SMS juga yang memprakarsai gerakan street art melawan, yang digunakan media untuk menyampaikan aspirasi sewaktu demontrasi omnibus law beberapa waktu yang lalu. Melalui gerakan tersebut para seniman mural menunjukkan eksistensinya sebagai bentuk kritik kepada pemerintah.  "SMS sudah berdiri di tahun 2011," ujarnya.

Untuk Xgo, biasanya mengerjakan mural sebagai kelompok kolektif yang berkolaborasi dengan beberapa seniman dan terkadang juga perorangan.

"Media untuk street art itu ada banyak media selain tembok atau dinding, mereka juga menggunakan media zine dan poster seperti yg digunakan sewaktu demo omnibus law beberapa waktu yang lalu," ujar pria berusia 39 tahun ini kepada Optika, Minggu (22/8/2021).

Menurut Xgo sapaan akrabnya, satpol PP

terkadang tak sepenuhnya menghapus mural yang ada di jalanan.

"Satpol PP di Surabaya lebih paham mengenai artistik dan keindahan beda. Mereka tahu gambar bagus. Ada beberapa yang sengaja dibiarkan untuk menambah keindahan kota," tuturnya.

Xgo menerangkan perbedaan mural dan street art, yaitu kalau mural secara teknis menggambar di media besar

seperti dinding atau tembok. Sedangkan street art itu adalah semangat juang yang berisi kritik satir yang biasanya ditujukan kepada pemerintah. Pesan yang diusung adalah yang menentukan apakah itu street art atau bukan.

"Mulai tahun 1965 di Indonesia mural sudah berkembang. Tahun 1996 dan 1997 street art modern mulai muncul. Street art merupakan kelompok kolektif yang juga turut serta menggulingkan orde baru. Pada tahun 2000 mulai muncul mural grafiti," tukasnya.

Street art biasanya berisi tentang kritik soal penggusuran tanah dan memprotes kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada kaum proletar.

Tak Buat Takut

 Apakah dengan dihapusnya mural di Tangerang dan Pasuruan semakin membuat takut seniman mural?

"Semakin ditutup semakin dikekang maka akan semakin meledak, soalnya para seniman mural ini didominasi anak muda yang punya militansi tinggi," jawabnya lugas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya cara penanganannya yang salah seperti ada ketakutan sendiri. Bisa saja nantinya akan melakukan aksi yang lebih besar bahkan menjurus pada vandal.

"Jika memang alasannya tidak berizin, teman-teman pernah mengerjakan mural KPU untuk sosialisasi pemilu di jalanan dengan mural, lombanya itu juga tidak ada izin untuk lokasi muralnya. Maka hal itu tidak sinkron dengan omongan Faldo Maldini," tambahnya.

Apakah pernah didatangi polisi sewaktu mengerjakan street art?

"Pernah didatangi polisi waktu demo omnibus law soalnya saat itu melakukan gerakan poster dan didistribusikan langsung kepada para demonstran, dan isinya lebih keras dari mural yang lagi hangat diperbincangkan sekarang," jelasnya.

Untuk penahanan, lanjutnya, belum pernah terjadi. Tetapi tiga belas anggota SMS pernah ditangkap satpol PP di tahun 2013 dan dimasukkan di liponsos untuk kerja sosial, namun hal itu berujung mediasi dan damai.

Tidak Ada yang Menunggangi

Apakah ada yang menunggangi di setiap aksi SMS?

Al Fajar Xgo menjelaskan bahwa seniman itu melakukan hal tersebut secara spontanitas karena ada panggilan dari hati nurani, tentunya tidak ada yang menunggangi.

"Jadi para seniman itu juga bekerja bukan pengangguran. Dana pengerjaan mural itu dari kantong pribadi, ada seniman yang menyisihkan gajinya 300 ribu rupiah per bulan dan ada kas dari SMS sendiri," jawabnya. Kebanyakan anggota SMS itu background nya bukan seniman, malah ada yang pekerja kantoran, wiraswasta maupun pelajar yang mempunyai jiwa seni.

Xgo pun berharap street art nantinya bisa masuk sebagai cabang seni rupa. Lantaran selama ini belum ada kajian tentang itu apakah masuk seni rupa atau kenakalan remaja. (Zal)

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU