Filosofi Stoikisme dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental

author Mei Nurkholifah

- Pewarta

Jumat, 11 Nov 2022 03:39 WIB

Filosofi Stoikisme dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental

i

th (1)

Optika.id - Belakangan tengah ramai di media sosial mengenai filosofi stoikisme. Stoikisme nekankan prinsip bahwa manusia adalah makhluk yang irrasional dan sangat mudah dipengaruhi oleh emosi, dan melupakan hal positif yang telah dialaminya.

Mengutip dari Psychology Today, pada Kamis (10/11/2022), berikut adalah beberapa hal yang dapat diajarkan stoikisme atau filosofi dari orang-orang Stoa ini kepada kita tentang kesehatan mental yang baik:

Baca Juga: Layanan Telekonsultasi Makin Menjamur, Peluang Bisnis Baru?

Melihat dari Perspektif Burung (Birds Eye View)

Perspektif ini merupakan salah satu kekuatan dari filosofi ini yang berkaitan dengan kebahagiaan kamu. Banyak teknik psikologi yang juga menerapkan konsep ini: Kamu diajak untuk berhenti sejenak, melihat dari jauh dan juga mengamati seolah hal tersebut begitu kecil.

Ada banyak hal di luar dari masalah tersebut yang bisa kamu lakukan dan juga seperti sebelumnya, menjadi sebuah kesempatan untuk berlatih skill tertentu.

Kendalikan apa yang dapat kamu kendalikan

Ide ini selalu ada dalam daftar kebijaksanaan kuno atau terkini , apa pun yang memiliki ketenangan dalam judulnya. Titik awalnya, tentu saja, adalah mengetahui apa yang dapat kamu kendalikan dan apa yang tidak dapat kamukendalikan.

Kamu tidak dapat mengendalikan orang lain, akan tetapi kamu dapat mengendalikan diri sendiri dan perilakumu. Setelah kamu mengetahuinya, kamu bisa secara aktif mengendalikan apa yang dapat kamu kendalikan, bertindak tegas atas keputusanmu, masalahmu, dan kemudian lepaskan sisanya.

Dengan secara mental menarik garis antara apa yang ada dalam kekuatanmu dan apa yang tidak, rasa frustrasi akan berkurang, kamu lebih bisa mengendalikan hidupmu arena locus of control lebih kecil, lebih sederhana.

Pilih sikapmu

Elemen penting dari bisnis kontrol ini juga menyadari bahwa meskipun kamu tidak dapat mengontrol apa pun yang mungkin terjadi dalam hidupmu, hanya kamu yang dapat mengendalikan sikap, penilaianmu, serta apa yang dimaksud dengan tantangan ini.

Baca Juga: Pengaruh Word Affirmation Bagi Kesehatan Mental Seseorang

Ini adalah dasar dari bagian kognitif CBT, terapi perilaku dialektik (DBT) dan terapi emosi rasional (RET). Inilah cara berpindah antara pikiran emosional dan pikiran bijaksana, antara kecemasan rasional dan irasionalmu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kuncinya di sini adalah menyadari bahwa semua peristiwa dalam hidupmu pada dasarnya netral dan hanya diwarnai oleh cerita dan penilaian apa yang kamu kaitkan dengannya. Di sini kamu memiliki pilihan dan kontrol.

Mampu memilih reaksimu, kata orang-orang Stoa, bukanlah masalah kepribadian, tetapi pengembangan keterampilan mental yang, seperti keterampilan lainnya, menjadi lebih baik dengan latihan.

Berpikir rasional bukan sekedar mengandalkan emosi dan perasaan

Stoikisme membuat perbedaan antara emosi dan perasaan. Perasaan adalah sensasi yang dapat membanjiri kita, menciptakan kecemasan dan keputusasaan, dan umumnya berlalu dengan cepat seperti badai yang bergerak cepat.

Baca Juga: Filosofi Stoikisme Bagi Milenial Agar Hidup Lebih Tenang dan Simpel

Emosi lebih tahan lama, reaksi yang merupakan informasi berharga tentang keinginan dan kebutuhan sehari-hari. Idealnya kamu ingin menggunakan emosi sebagai informasi, dan menggabungkannya dengan akal, emosi sebagai dasar informasi, lalu menjalankannya melalui filter akal untuk mencari cara bagaimana menerapkan informasi itu. Sekali lagi, ini adalah dasar dari terapi perilaku-kognitif.

Reporter: Mei Nurkholifah

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU