Fenomena Rusiapora "Kelompok Urra!" dan Rusiaphobia, Publik Indonesia di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Minggu, 20 Mar 2022 12:49 WIB

Fenomena Rusiapora "Kelompok Urra!" dan Rusiaphobia, Publik Indonesia di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

i

Fenomena Rusiapora "Kelompok Urra!" dan Rusiaphobia, Publik Indonesia di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

Optika.id, Surabaya - Konflik Rusia dan Ukraina yang menginjak hari ke 25 sejak dikerahkannya kekuatan militer Rusia ke wilayah Ukraina, Kamis (24/2/2022) lalu, belum juga menemui titik tengah. Peristiwa ini uniknya menimbulkan fenomena baru yang muncul di masyarakat Indonesia, yaitu Rusiapora dan Rusiaphobia.

Menurut Pakar Hubungan Internasional Universitas Airlangga (Unair) sekaligus Direktur Eksekutif Emerging Indonesia Project (EIP), Joko Susanto, dalam sebuah diskusi virtual mengatakan, dua fenomena tersebut saat ini tengah terjadi di masyarakat Indonesia yang sangat menarik untuk diamati.

Baca Juga: Tahun 2023 Makin Panas! Zelenskyy dan Putin Sama-Sama Janjikan Kemenangan

"Jadi Rusiapora adalah sikap masyarakat Indonesia yang menyambut sangat terbuka apa yang dilakukan Rusia saat ini. Atau kalau boleh saya sebut sebagai 'kelompok Urra!' karena mereka terinspirasi dengan video Vladimir Putin (Presiden Rusia) yang beredar," terangnya, Sabtu (19/3/2022).

Sementara itu, sikap yang berlawanan yang muncul disebut dengan Rusiaphobia, adalah reaksi yang menganggap Rusia sebagai pihak yang bersalah dan harus disalahkan. Hingga menganggap ancaman dan anti terhadap seluruh yang berbau dengan Rusia.

"Ini fenomena yang unik, dua kelompok ini tumbuh di masyarakat Indonesia dengan lapisan masyarakat yang berbeda-beda. Bahkan penelitian internasional bertanya-tanya bagaimana tumbuh dua kelompok ini di Indonesia dan kenapa?" imbuhnya.

Joko Susanto menguraikan, dari pengamatannya, biasanya dua kelompok tersebut akan berdebat. Topik yang mereka bahas tidak akan jauh dari 3 poin penting.

"Tindakan Rusia ini bentuk Invasi terhadap negara yang berdaulat atau self defense dari Rusia? Yang dibicarakan kedua kelompok itu juga mengenai Demokrasi terhadap pilihan Ukraina atau keamanan geopolitik? Jadi Rusia ini penindas atau pembebas?" ungkapnya.

Baca Juga: Putin Ingin Akhiri Perang Rusia-Ukraina, Ini Alasannya

Menurutnya, baik Rusiaphobia dan Rusiapora dua-duanya tidak prospektif. Hal itu menjadikan sesama warga negara Indonesia terpecah belah dan saling bertengkar tanpa ada manfaat yang realistis

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Keduanya nanti bisa merugikan diri sendiri. Sebab kita hanya berdebat bertengakar tanapa menyumbangkan kontribusi yang konstruktif," tegasnya.

Ia mengimbau, dalam penyesuaian masalah ini masyarakat perlu melihat apa yang terjadi sebenarnya, Bagaimana dunia merespons ini dari banyak perspektif, dan bagaimana prospek ke depannya untuk Indonesia.

"Kita harus melihatnya secara keseluruhan tidak dari satu sisi saja. Banyak sisi dan bidang yang perlu dilihat," pungkasnya.

Baca Juga: Bencana Militer Terbesar Rusia, Ukraina Bisa Usir Pasukan Putin di Akhir Tahun 2022

Reporter: Jenik Mauliddina

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU