Empat Alasan Jenderal Dudung Jadi KSAD, Salah Satunya Dekat dengan Keluarga Megawati

author Seno

- Pewarta

Kamis, 18 Nov 2021 12:40 WIB

Empat Alasan Jenderal Dudung Jadi KSAD, Salah Satunya Dekat dengan Keluarga Megawati

i

images - 2021-11-18T053905.057

Optika.id - Presiden Joko Widodo telah melantik Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang dilantik sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Rabu (17/11/2021). Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari menganalisa setidaknya ada empat alasan terpilihnya Jenderal Dudung di kursi nomor satu TNI Angkatan Darat.

Pertama, dari segi regulasi memang perwira bintang tiga seperti Dudung yang bisa naik jabatan menjadi KSAD (bintang empat). Kedua, hal ini terkait Dudung yang lebih muda dari segi angkatan militer ketimbang Andika.

"Karena panglima sekarang (angkatan) 87 berarti KSAD itu bagus kalau lebih muda angkatan 88 atau 89 misalnya. Kan yang penuhi angkatan itu Pak Dudung ketimbang Wakasad (Letjen TNI Bakti Agus Fadjari) yang angkatan 87 sama dengan Panglima," kata Qodari dalam keterangannya, Kamis (18/11/2021).

Selanjutnya, Qodari menyebut Dudung menunjukkan keberanian dan sikap tegas menghadapi elemen intoleransi hingga menarik perhatian pihak Istana. Contohnya keberanian Dudung mencopot atribut FPI saat menjabat Pangdam Jaya.

"Kita tahu Habib Rizieq Shihab sudah cegah Dudung jadi KSAD dengan keluarkan sikap boikot Dudung. Tapi ini malah perkuat peluang Dudung jadi KSAD," ujar Qodari.

Terakhir, Qodari menyampaikan Jenderal Dudung merupakan menantu Mayjen (Purn.) Kholid Ghozali. Kholid dikenal dekat dengan mendiang Taufik Kiemas. Alhasil wajar bila Dudung masuk dalam radar penguasa.

"Keluarga Mega (Ketum PDIP Megawati) dan Dudung kenal lama. Semua variabel itu buat pilihan akhirnya ke Pak Dudung," ucap Qodari.

Qodari optimis Dudung bakal melaksanakan tugas sebagai KSAD dengan baik. "Beliau akan jaga ada untuk murni pada garis NKRI, bhineka tunggal ika dan tidak terpengaruh elemen radikal atas nama agama," tutur Qodari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara, pengamat intelijen dan militer Susanintyas Nefo Handayani Kertopati menyebut, Dudung memiliki kemampuan baik dalam menghadapi peperangan hibrida. "Yang bersangkutan mampu membaca ancaman baik radikalisme maupun separatisme," kata Nuning.

Menurutnya, secara ideal, KSAD diharapkan memiliki kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang andal. Juga, mempunyai pengetahuan intelijen serta cukup memahami perkembangan teknologi pertahanan baru, termasuk siber.

"Membangun TNI yang mampu melaksanakan interoperabilitas dan kualitas prajurit TNI dalam hadapi perang siber juga harus ditingkatkan untuk mengawaki teknologi militer terkini, seperti pemanfaatan unmanned system, baik berupa robot maupun artificial intelligent, dan cyber defense," kata Nuning.

Dia mengatakan, Dudung memiliki tugas mengembangkan lingkungan strategis TNI di tataran regional dan global. Selain itu, wajib meningkatkan fungsi diplomasi pertahanan di tingkat internasional. "Oleh karenanya, dibutuhkan sosok KSAD yang memiliki dampak penangkalan bagi petinggi militer internasional, seperti halnya tuntutan Panglima TNI," tutup dosen Universitas Pertahanan (Unhan) tersebut.

(Pahlevi)

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU