Ekonomi Indonesia 2022 Membaik? Tetap Waspada

author optikaid

- Pewarta

Selasa, 28 Des 2021 15:32 WIB

Ekonomi Indonesia 2022 Membaik? Tetap Waspada

i

Ekonomi Indonesia 2022 Membaik? Tetap Waspada

[caption id="attachment_11371" align="alignnone" width="300"] Oleh: Cak A. Kholish Hamzah[/caption]

Pandemi yang bekepanangn di Indonesia mulai akhir 2019 sampai 2021 ini telah menimbulkan berbagai dampak yang serius, misalnya pengangguran dan kemiskian, gap yang melebar antara kelompok kaya dan miskin, menurunnya PDB, melambatnya perdagangan baik dalam maupun luar negeri. 

Dampak lainnya pekerja informal yang tidak tercakup oleh jaminan sosial, baik ibu rumah tangga atau yang disektor publik, keduanya bekerja dan mengurus keluarga, penyandang cacat, anak-anak dan migran - kelompok-kelompok ini telah menderita tidak, dari krisis. 

Begitu juga anak-anak yang melewatkan bagian yang baik dari tahun ajaran, setidaknya dalam hal pendidikan langsung, yang akan menderita selama sisa hidup mereka. Perkembangan ini menambah tantangan yang sudah ada sebelumnya dalam memberikan keterampilan yang relevan dan memadai kepada populasi yang tetap muda tetapi akan segera mencapai puncak dividen demografis

Prediksi Menggembirakan 2022

Penelitian yang dilakukan beberapa Lembaga, antara lain Bank Dunia dan OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) menyebutkan preddiksi yang menggembirakan di tahun 2022.

Pihak UECD dalam prediksinya menyebutkan bahwa Pemulihan Indonesia telah tertunda oleh pembatasan dan ketidakpastian baru karena varian Delta COVID-19 menyebar dengan cepat. Pertumbuhan pada tahun 2021 diproyeksikan relatif sederhana pada 3,3%, tetapi akan rebound pada tahun 2022 dan 2023 menjadi di atas 5% karena situasi kesehatan normalisasi memungkinkan permintaan konsumen dan kepercayaan investor untuk kembali. 

Ekspektasi inflasi tetap berlabuh dengan baik dan pass-through harga global yang lebih tinggi ke dalam harga konsumen diperkirakan akan terbatas. Keterlambatan dalam mengamankan vaksin dan memvaksinasi populasi yang memenuhi syarat akan berisiko krisis kesehatan lebih lanjut, memperlambat pemulihan dan menempatkan kebijakan di bawah tekanan.

Meskipun resesi, yang pertama dalam 20 tahun, Indonesia menghindari penurunan yang lebih besar pada tahun 2020 berkat respons kebijakan ekonomi yang kredibel. Survei Ekonomi OECD terbaru di Indonesia mengakui bahwa besarnya dukungan dibatasi oleh pendapatan pajak yang rendah dan menggarisbawahi bahwa pencairan paket terbukti awalnya sulit dan lambat. 

Tetapi itu disertai dengan reformasi ekonomi, menunjukkan bahwa upaya yang berarti untuk meningkatkan fungsi pasar dapat dilakukan bahkan di tengah krisis yang parah. 

Ekonomi sedang pulih

PDB menyusut sebesar 2,1% pada tahun 2020 dan Survei melihat pertumbuhan 4,9% untuk 2021 dan 5,4% pada tahun 2022. Rebound ini ditopang oleh permintaan terpendam untuk barang-barang konsumsi dan barang modal dan akan mendapatkan momentum karena langkah-langkah penahanan dihapus dan vaksinasi berlangsung ke seluruh kepulauan dari 17.000 pulau. 

Prospek ekonomi dikelilingi oleh risiko dan ketidakpastian yang substansial Sebagian besar orang Indonesia bekerja di sektor informal. Fleksibilitas anggaran, memulihkan pendapatan pajak dan kondisi pembiayaan yang kondusif memungkinkan pihak berwenang untuk dengan cepat menanggapi gelombang Delta. 

Pemerintah meningkatkan paket fiskal COVID 2021 sebesar 0,3 persen menjadi 4,8 persen dari PDB 2020 dan berfokus pada respons bantuan kesehatan dan sosial. (dibuat usulan: Pengumpulan pajak sudah mulai rebound tetapi rasio pajak terhadap PDB masih 2,7 persen di bawah pra-pandemi pada September 2021 karena pendapatan tenaga kerja dan perusahaan yang lemah). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bank Indonesia, bank komersial dan peningkatan kepemilikan investor domestik lainnya atas utang mata uang lokal pemerintah telah membantu memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintah yang lebih tinggi.

Sementara itu pihak Bank Dunia mengatakan bahwa secara keseluruhan, respons kesehatan masyarakat kuat dan membantu meratakan kasus Delta relatif awal dibandingkan dengan rekan-rekan regional. 

Morbiditas COVID relatif tinggi selama puncak Delta karena banyak rumah sakit mencapai kapasitas penuh dan kebutuhan oksigen meningkat tajam. Indonesia telah mempercepat program peluncuran vaksin, terutama di kalangan kelompok rentan dan di daerah dengan transmisi virus yang tinggi seperti kota dan pusat ekonomi.

Ekonomi Rebound

Ekonomi diproyeksikan akan rebound sebesar 3,7 persen pada 2021. Diperkirakan akan meningkat menjadi 5,2 persen pada 2022 jika Indonesia tidak menghadapi gelombang COVID-19 yang parah, sebagian besar provinsi mencapai cakupan vaksin 70 persen pada 2022 dan kebijakan moneter dan fiskal tetap akomodatif. Namun, risiko dan ketidakpastian tetap sangat tinggi, termasuk kemungkinan bahwa varian COVID-19 baru yang dapat menular dan parah dapat menyebar. 

Dalam situasi pandemi global ini sebenarnya muncul optimisme di Indonesia beberapa peluang yang bagus pada tahun 2022 an seterusnya yaitu prospek yang yang baik dibidang industri makanan halal (Halal Food), wisata Halal (Halal Tourism); dan keuangan syariah (Syariah Finance and Banking) mengingat jumlah populasi Muslim yang besar. 

bidang Halal Food Indonesia harus mau belajar dari Thailand yang nota bene bukan negara mayoritas Muslim, namun negara ini all-0ut mempromosikan industri Halal Food keseluruh dunia terutama kenegara-negara Islam. Selain itu perkembangan Digital Economy akan menjadi andalan pada tahun 2022 nanti; hal ini bisa dilihat dari perkembangan beberapa start-up business yang terkenal di Indonesia.

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU