Dr Saad Ibrahim: Ucapan adalah Ukuran Manusia itu Sendiri, Komentarnya Kepada Jenderal Dudung yang Katakan Tuhan Bukan Orang Arab

author Aribowo

- Pewarta

Kamis, 02 Des 2021 18:00 WIB

Dr Saad Ibrahim: Ucapan adalah Ukuran Manusia itu Sendiri, Komentarnya Kepada Jenderal Dudung yang Katakan Tuhan Bukan Orang Arab

i

Dr Saad Ibrahim: Ucapan adalah Ukuran Manusia itu Sendiri, Komentarnya Kepada Jenderal Dudung yang Katakan Tuhan Bukan Orang Arab

Optika.id. Surabaya. Dr Saad Ibrahim, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, menyatakan bahwa ucapan itu ukuran yang sesungguh-sungguhnya bagi manusia. Ucapan itu sekaligus kejelasan bagi yang ada di dalam hati, ujarnya kepada Optika.id lewat WhatsApp, 2/12/2021.

Komentar Ibrahim itu dikatakan saat dimintai pendapat tentang ucapan Jenderal TNI-AD, Kepala Staf Angkatan Darat, Dudung Abrurachman bahwa Tuhan bukan orang Arab. Menurut Ibrahim, Seringkali pangkat dan jabatan digunakan untuk menimbang posisi orang, tapi akhirnya bukan itu yg jadi ukuran. 

Baca Juga: Emil: Sistem Pendidikan Berbasis Keagamaan Jadi Bagian Integral Cetak Kualitas SDM

Dengarkan ucapannya, anda tahu nilainya, tahu nalarnya, tahu yang disembunyikannya, tahu tingkat kebaikan atau keburukannya,urainya. Dalam konteks ini ucapan seseorang merupakan ukuran dan derajat orang tersebut. Kualitas orang itu ditentukan dari ucapannya. Bukan jabatan dan pangkatnya, katanya.

Kadang kedudukan luar seseorang melebihi derajat dalamnya. Derajat dalam itu takaran sesungguhnya, urai Ibrahim dengan perspektif filosofis.

Sudah beredar luas pernyataan Dudung tentang Tuhan bukan orang Arab. Banyak pendapat bermunculan yang merspon pernyataan KSAD tersebut.

Menganalogkan Tuhan dengan Manusia

Kalau saya berdoa setelah salat, doa saya simpel aja, ya Tuhan pakai bahasa Indonesia saja, karena Tuhan kita bukan orang Arab, kata Dudung di podcast Deddy Corbuzier.

Ustaz Hilmi Firdaus merespon dengan kritis pernyataan tersebut. Dia katakana bahwa pernyataan tersebut sangat tidak bijaksana. Sebab Dudung telah menyamakan Tuhan dengan manusia.

Pak, statemen Anda bahwa Tuhan kita bukan orang Arab itu tidak bijaksana, ujar Ustaz Firdaus, Rabu (1/12/2021).

Menurut Firdaus, Dudung salah telah menganalogikan Tuhan dangan manusia. Selanjutnya, Dudung membawa-bawa suku Arab yang dinilai tidak elok.

Menganalogikan Tuhan dengan orang saja sudah salah. Lalu mengaitkan dengan suku Arab sudah tidak elok untuk persatuan bangsa, kata Ustaz Hilmi.

Ulama karismatik KH Wafi Maimun Zubair, alias Gus Wafi, menilai pernyataan Jenderal Dudung bisa masuk bentuk penistaan agama. Menurut Gus Wafi, pernyataan Dudung yang menyebut Tuhan bukan orang Arab, artinya melabeli Tuhan sebagai orang, tapi orang yang bukan berasal dari Arab.

Lantas Tuhan orang mana yang dimaksud Dudung. Hal ini tentu melecehkan Sang Pencipta yang jelas kedudukannya sebagai Tuhan, kemudian didegradasikan dengan disebut sebagai orang, kata putra almarhum KH Maimun Zubair atau Mbah Moen tersebut.

Baca Juga: Tantangan Bangsa, Kapolri Harap Moderasi Beragama Disebarluaskan

Merugikan Masa Depannya

Pengamat politik,Saiful Anam, pun menegaskan bahwa pernyataan soal Tuhan bukan orang Arab itu dapat merusak nama baiknya sebagai pejabat negara. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Melalui pernyataannya saya kira menimbulkan spekulasi dan perdebatan publik yang justru tidak baik bagi masa depan beliau, yang saya kira masih berpeluang menjadi Panglima (TNI), ujar Saiful dikutip dari Rmolid, Rabu, 1 Desember 2021. 

Ia menegaskan, jika Dudung selalu menunjukkan hal-hal yang kontroversial, maka bukan tidak mungkin mantan Pangkostrad itu tidak akan dipilih sebagai Panglima TNI di masa mendatang. 

Saya kira sangat rugi bagi yang bersangkutan dengan menunjukkan hal-hal yang tidak 

seharusnya ditunjukkan di depan publik, ucap Saiful Karena bukan tidak mungkin publik akan menilai Dudung merupakan pemimpin yang sering menimbulkan kontroversi, jelasnya. 

Kontroversial Ucapan Jenderal Dudung

Awak media banyak mencatat tentang kontroversial ucapan Jenderal TNI-AD, KSAD, baik yang berkait dengan profesinya sebagai TNI maupun dalam bidang sosial-keagamaan. Semua yang diucapkan Dudung secara jurnalistik menarik.

Baca Juga: Warga Surabaya Bisa Urus Akta Cerai di Mal Pelayanan Publik Siola

Awalnya banyak yang menilai kontroversial ucapan Dudung itu hanya berkait soal agama, yang itu bukan keahliannya. Banyak yang memakluminya. Namun belakangan ucapan kontroversial itu juga berkait dengan masalah kemiliteran, profesionalisme militer, dan politik yang hal itu menjadi profesinya sendiri.

Berikut ucapan Jenderal Dudung dianggap kontroversial di depan media massa

  1. Saya berdoa dalam Bahasa Indonesia karena Tuhan itu bukan orang Arab. Hal itu dikatakan dalam podcast dengan Deddy Corbuzier
  2. Satgas tidak harus memerangi KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) Papua, namun mereka perlu dirangkul dengan hati yang suci dan tulus karena mereka adalah saudara kita. Hal itu disampaikan Dudung saat memberikan arahan kepada prajurit TNI di Markas Kodam XVII/ Cenderawasih, Jayapura, Papua, Selasa (23/11/2021) 
  3. "Saya bilang, kalau ada informasi-informasi, saya akan berlakukan seperti zaman Pak Soeharto dulu. Para Babinsa itu harus tahu, jarum jatuh pun dia harus tahu," ungkap Dudung Abdurachman.
  4. Pernyataan Dudung soal semua agama itu benar di mata Tuhan. Hal itu dikatakan dalam kunjungannya ke Markas Komando (Mako) Yonzipur 9/Kostrad. 
  5. Pernyataan Dudung soal mau bubarkan FPI ini diucapkan saat dirinya menjabat sebagai Pangdam Jaya. Hal itu disampaikan pada 20 November 2020 di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat.
  6. Copot Baliho Habib Rizieq! Masih menjabat sebagai Pangdam, Dudung juga pernah mengatakan jika dia memerintahkan anak buahnya untuk mencopot semua baliho yang bergambar muka Habib Rizieq Shihab di jalanan. 
  7. Sikat Mata Elang! Dudung secara tegas meminta sejumlah perusahaan untuk menghentikan penggunaan jasa debt collector. Hal itudisampaikan setalah viralnya sebuah video yang menampilkan sejumlah debt collector sedang mengepung anggota TNI di wilayah Jakarta. 
  8. Tabur Bunga Jenderal Gatot Tak Ada Izin. Dudung menjelaskan, kronologi tabur bunga Jenderal purnawirawan TNI Gatot Nurmantyo dan kawan-kawan yang berakhir ricuh.  Dudung menjelaskan kejadian berawal saat aksi tabur bunga yang digelar oleh Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara (P2KN) dalam rangka mengenang peristiwa G30S/PKI. 

Aribowo

Editor: Amrizal Ananda Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU