Dosen Unair: Harta Karun Lumpur Porong Bukan Hal Baru, Ditemukan Sejak Lama

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Minggu, 30 Jan 2022 01:36 WIB

Dosen Unair: Harta Karun Lumpur Porong Bukan Hal Baru, Ditemukan Sejak Lama

i

Dosen Unair: Harta Karun Lumpur Porong Bukan Hal Baru, Ditemukan Sejak Lama

Optika.id - Harta karun semburan lumpur porong di Sidoarjo, Jawa Timur berupa potensi Logam Tanah Jarang (LTJ) ini disebut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) beberapa waktu yang lalu menjadi isu hangat di tengah pandemi Covid-19.

Dosen Kimia Analisis dan Kimia Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST Unair), Ganden Supriyanto mengatakan, informasi mengenai potensi lumpur porong, Sidoarjo ini sebenarnya sudah lama ada hanya informasinya sangat tertutup.

Baca Juga: Masih Punya Utang Rp2,2 Triliun, Kemenkeu Hitung Aset Lapindo

Isu mengenai penemuan logam tanah jarang di lumpur Lapindo Sidoarjo itu sebetulnya sudah lama ada, namun informasinya sangat tertutup sehingga masyarakat belum banyak yang mengetahuinya, ungkap Ganden, dilansir dari laman Unair, Sabtu (29/1/2022).

Gaden bahkan mengklaim memiliki data mengenai kandungan logam tanah jarang dari lumpur lapindo yang diteliti di China. Menurutnya, kandungan logam tanah jarang di lumpur Lapindo sebelumnya pernah diteliti di China dan ditemukan kandungan yang terbilang tinggi.

Kan sudah kita analisakan di China dan memang terlihat logam tanah jarangnya tinggi di daerah tersebut, jelasnya.

Ia menilai, kemungkinan alasan luapan lumpur yang ditahan di tanggul, dikarenakan adanya kandungan logam tanah jarang yang bernilai tinggi. Sehingga, pembuangan lumpur Lapindo ke Sungai Porong volumenya tidak begitu banyak. 

Bahkan beberapa tahun yang lalu, salah satu kelompok karang taruna mengajukan izin untuk eksplorasi mengenai logam tanah jarang di lumpur Lapindo ke Gubernur Jawa Timur.

Baca Juga: Wow, Isi Perut Semburan Lumpur Porong Simpan 'Harta Karun' Bernilai Fantastis!

Waktu itu masih dijabat oleh Pak Imam Utomo selaku Gubernur Jawa Timur, nah saya juga diminta oleh DLH Jawa Timur untuk menilai apakah yang dikemukakan oleh karang taruna tersebut benar, ungkapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ganden melanjutkan, proses eksplorasi logam tanah jarang oleh karang taruna yaitu dengan mengambil lumpur lapindo yang sudah kering kemudian diberi pemanas seperti kompor dan diamati logam yang terdapat di dalamnya.

Hasil pengamatan menunjukan terdapat lebih dari 100 gram logam tanah jarang per 1 kilogram tanah lumpur Lapindo Sidoarjo.

Jadi setelah dipanaskan dan diteliti, ternyata logamnya memang banyak di dalam lumpur Lapindo tersebut, tutupnya. 

Reporter: Jenik Mauliddina

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU