Digitalisasi Perbukuan: Tantangan Penerbit Perguruan Tinggi Saat ini

author Aribowo

- Pewarta

Kamis, 02 Des 2021 21:00 WIB

Digitalisasi Perbukuan: Tantangan Penerbit Perguruan Tinggi Saat ini

i

Untitled-1

Optika.id. Jakarta. Dr. Purnomo Ananto, M.M, Ketua Umum APPTI Pusat, mengatakan dalam Mukernas (Musyawarah Kerja Nasional) 2021  APPTI (Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi) ingin mempercepat proses adaptasi produk digital, channel penjualan dan media promosi. Hal itu dikatakan Ananto saat membuka Mukernas APPTI 2021 di DPolimedia Hotel, Jakarta, Kamis (02/12/2021)

Digitalisasi penerbitan adalah sebuah keniscayaan semenjak massifnya penetrasi internet dan serangan Covid 19 ini,urainya. APPTI harus melakukan transformasi secara cepat menuju produk, pemasaran, dan jaringan secara digital. Perubahan jaman ini merupakan tantangan tersendiri bagi APPTI, tutur Direktur Politeknik Polimedia Jakarta Selatan.

Baca Juga: Pecinta Buku Ingin Berburu Diskon? Ini Bazar Buku Tahunan di Indonesia yang Banjir Diskonan

Mukernas APPTI 2021 yang berlangsung 2-4 Desember 2021 dilakukan secara hybrid (daring dan luring). Mukernas diikuti oleh sekitar 70 penerbit perguruan tinggi (uni pres). Mereka perwakilan uni pres seluruh Indonesia. Di samping itu ratusan anggota APPTI diberbagai daerah mengikuti Mukernas secara daring.

Problem Digitalisasi

Mukernas 2021 mengambil tema Revitalisasi Posisi APPTI dari Segi Regulasi dalam Menghadapi Era Digitalisasi. Lewat Mukernas ini APPTI bakal mendorong pola produksi digitalisasi disemua penerbit APPTI.

Buku saat ini tidak saja dikemas dalam bentuk tradisional, cetakan, tapi juga sudah merambah ke format digital, kata Anggun Gunawan,

Buku sudah berbentuk PDF, epub, audiobook, augmented reality book dan buku digital interaktif yang tersaji lewat e-book reader, smartphone, tablet maupun notebook, urai lulusan Oxford Brooks University ini.

Dalam Mukernas kali ini  APPTI, sambung Gunawan,  berusaha mengukur seberapa besar proses transformasi dari proses produksi tradisional ke digital. Minimal APPTI harus punya database problem unipres di era digital ini.

Gunawan juga menginventarisir kendala APPTI dalam melakukan digitalisasi, yaitu (1)sumber daya manusia. Pengetahuan unipres kita tentang digitalisasi buku yg belum merata. Kedua (2) investasi awal yang besar untuk membangun platform buku digital. Ketiga, link dengan platform buku digital internasional yang belum kuat. Keempat, literasi digital masyarakat belum kuat, urai Gunawan yang berperan sebagai Wakil Ketua Panitia Mukernas saat ini.

Tentang kelemahan SDM itu juga diakui oleh Dr Ricardi Adnan, Ketua Umum APPTI 2015-2019.

Problemnya adalah jumlah karyawan yang menjadi berkurang drastis. Saat ini yang paling dibutuhkan adalah staf yang menguasai software, kata dosen Fisip Universitas Indonesia ini.

Prof Dr Rystia Widi Endah Yani dari Universitas Jember Press (UnJemPress) senada dengan Adnan tentang problem SDM (sumber daya  manusia) itu.

Baca Juga: Kemajuan Iptek Tak Selaras dengan Pendidikan Indonesia

Di sana problem terbesar kita. Kekuatan unipres tidak merata dan problemnya besar sekali. Problem struktural hingga kultural masih kuat di unipres, kata Prof Dr Rystia, Ketua UnJemPress, guru besar dari Fakultas Kedokteran Gigi UnJem.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kendala Buku Murah

APPTI dalam Mukernas ini mencoba menggali pemikiran belum muncul ke permukaan karena belum terfasilitasi, baik dalam bentuk forum diskusi maupun kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah. APPTI belum terakomodirnya status keanggotaannya sehingg susah mengakses insentif penulisan dan pengadaan buku. Selain itu, Peraturan Pemerintah tentang perbukuan masih belum sinkron dengan Undang-Undang Sistem Perbukuan Nasional No. 3 Tahun 2017.

Dr. Zalzulifa, M.Pd selaku Ketua Panitia Mukernas APPTI 2021 berharap ke depan semakin banyak penerbit yang bergabung menjadi anggota APPTI. Dari 2600-an perguruan tinggi yang ada di Indonesia tidak semuanya memiliki penerbitan kampus.

Saat ini APPTI memiliki anggota sebanyak 146 university press. Tentu saja ini masih jauh dari jumlah penerbit kampus yang sudah eksis. Padahal dengan menjadi anggota APPTI banyak manfaat yang bisa didapatkan. Sejak awal tahun ini pengurus APPTI Pusat sudah menginiasi publikasi buku di Amazon yang merupakan platform buku digital terbesar di dunia.

Sementara itu Dr. Sapar, SE., M.Si, Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Palopo Sulawesi Selatan, menaruh optimism tentang Mukernas ini.

Mudah-mudahan Mukernas APPTI kali ini semakin memantapkan program-program yang sudah disepakati sehingga mampu membawa kemajuan bagi University Press di seluruh Indonesia. Ia menambahkan,

Baca Juga: Mengundi Nasib dengan Penerbit Indie

Persoalan yang dihadapi oleh Uni Press di daerah yang jauh dari Jakarta adalah akses informasi yang masih terbatas, masih sulitnya dalam proses penyetakan buku dan masih belum dipahaminya peran University Press oleh civitas akademika termasuk juga di tataran level pimpinan perguruan tinggi sendiri.

Dengan adanya digitalisasi perbukuan ini, kami dari daerah berharap juga bisa tampil dan mendapatkan atensi melalui media buku elektronik karena banyak sisi-sisi unik dari penulis dan akademisi daerah yang menarik untuk diekspos dan dinikmati oleh khalayak nasional dan juga internasional, pungkasnya.

Aribowo

Editor: Amrizal Ananda Pahlevi.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU