optika.idoptika.id
    Facebook Twitter Instagram YouTube
    optika.id optika.id
    • News
    • Rubrik
      • Politik
      • Kesehatan
      • Teknologi & Gaya Hidup
      • Sosial & Ekonomi
      • Pendidikan
      • Hukum & Kriminal
      • Sport
      • Budaya & Wisata
    • Trending
    • In-depth
    • The Leader
    • Berita Daerah
    • Netizen
    • Cangkruk Optika (COK)
    • Pojok Loker
    • Log Masuk
    Facebook Twitter Instagram YouTube TikTok
    optika.idoptika.id
    Home»Gaya Hidup»Demokrasi Telah Mati, dan Kita Telah Membunuhnya !

    Demokrasi Telah Mati, dan Kita Telah Membunuhnya !

    By optikaid25 Oktober 20214 Mins Read
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Optika – Demokrasi telah mati, dan kita telah membunuhnya. Demokrasi yang sederhananya “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” bolehlah dipahat di batu kali dan dimasukkan ke museum saja jadi pajangan sebagai pengingat kalau kita pernah naif. Saya tahu, saya bukanlah satu-satunya orang yang pesimis dengan model demokrasi Indonesia.

    Tidak semua orang bisa dipilih jadi pemimpin dalam negara demokrasi. Orang-orang yang kita pilih untuk mewakili kita, baik di parlemen maupun sebagai presiden, adalah orang-orang dengan kelebihan modal dan backing politik yang berasal dari kelompok itu-itu saja. Sementara, kita yang tak memiliki modal dan backing politik kuat dari kelompok-kelompok yang itu-itu saja, tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk dipilih.

    Masalah memilih pun tak kalah peliknya. Kita diberikan banyak alternatif kebebasan memilih wakil rakyat yang bisa kita pilih dalam demokrasi. Kebebasan memilih yang diberikan demokrasi pada kita seperti kata Marcuse, hanyalah menjadi alat dominasi, dalam artian apa yang kita kehendaki telah dipilihkan kepada kita. Marcuse menunjukkan fenomena ini sebagai “toleransi represif”, artinya suatu toleransi yang memberikan kesan seakan-akan menyajikan kebebasan seluas-luasnya, padahal maksudnya tidak lain daripada menindas saja. Kebebasan dan demokrasi telah kehilangan arti kritisnya.

    1 2 3 4 5
    Add A Comment

    Leave A Reply Cancel Reply

    Social connect:

    Berita Terbaru

    BI Sebut UMKM Perempuan Mendominasi Pangsa Pasar Nasional

    11 Agustus 2022

    Beredar Isu Harga Mi Instan Naik 3 Kali Lipat, Bos Indofood Jamin Indomie Tidak Naik

    11 Agustus 2022

    Muhammadiyah Tanggapi Polemik Jilbab di Sekolah Negeri di DI Yogyakarta

    11 Agustus 2022

    Komisi III Segera Panggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Ada Apa?

    11 Agustus 2022

    Piala AFF U-16: Kalahkan Taktik Bertahan Myanmar, Timnas Indonesia Melaju ke Final

    11 Agustus 2022

    Kimia Farma Buka Lowongan Kerja Bagi Lulusan SMA/SMK, D3 dan S1

    11 Agustus 2022
    Facebook Twitter Instagram YouTube TikTok
    • Tentang Kami
    • Redaksi
    • Pedoman Media Siber
    • Kontak Kami
    • FAQ
    PT Optika Media Bersama © 2022

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    optikaid