Dari Jejak Panglima Besar Revolusi Dunia ke Jejak Pejuang Revolusi Surabaya

author Seno

- Pewarta

Kamis, 21 Okt 2021 19:43 WIB

Dari Jejak Panglima Besar Revolusi Dunia ke Jejak Pejuang Revolusi Surabaya

i

FB_IMG_1634745352305

Optika - Selasa, 19 Oktober 2021, yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriah, diperingati sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, atau Maulid Nabi. Perayaan Maulid Nabi dinilai sebagai momen untuk mengingat, mengahayati dan memuliakan kelahiran Rasulullah. Utamanya adalah meneladani ahklak Rasulullah, yang menjadi Pemimpin Besar revolusi dunia. 

Tema Meneladani Akhlak Pemimpin Besar Revolusi Dunia ini diangkat dalam peringatan Maulid Nabi di Rumah Belajar Rembug Kebangsaan Nusantara, Western Regency Benowo Surabaya pada Rabo, 20 Oktober 2021. Hadir sebagai pembicara adalah ustadz Yusron Aminullah, direktur De Durian Park, yang tidak lain adalah adik kandung budayawan Emha Ainun Najib alias Cak Nun. Sebagai tuan rumah adalah Profesor Suparto Wijoyo yang tempatnya menjadi pusat kajian kebangsaan Nusantara.

Menurut Ust. Yusron Aminullah, momen peringatan Maulid Nabi adalah saat yang tepat untuk merenung dan introspeksi diri sudahkan perilaku kita sebagai umat manusia sesuai dengan akhlak Rasulullah. Rasulullah adalah manusia yang dipilih Allah SWT untuk menjadi panutan bagi segenap umat manusia di dunia. Melalui Rasulullah, Allah mencontohkan perilaku dan sifat-sifat baik. Melalui perilaku dan sifat-sifat baik itulah, Rasulullah membuat perubahan besar, revolusi, di muka bumi dari era kegelapan atau jaman jahiliyah ke era kecerahan.

Dalam syariat Islam, jahiliyah memiliki arti ketidaktahuan akan petunjuk Ilahi atau kondisi ketidaktahuan akan petunjuk dari Tuhan. Keadaan tersebut merujuk pada situasi bangsa Arab kuno, yaitu pada masa masyarakat Arab pra-Islam sebelum diutusnya seorang rasul yang bernama Muhammad.

Sekarang, jaman telah berubah setelah ada revolusi besar oleh Rasulullah Muhammad SAW. Maka sudah sepantasnya jika umat manusia sekarang dan mendatang meneladani perilaku dan sifat sifat Rasulullah yang sejatinya merupakan kehendak Allah SWT.

Ketika Ustadz Yusron Aminullah meminta penulis (Nanang Purwono) yang datang sebagai undangan untuk menyampaikan pandangan sesuai dengan kapasitasnya sebagai pemerhati dan pegiat sejarah yang dikaitkan dengan makna peringatan hari Maulid Nabi, maka penulis dalam pandangannya menggaris bawahi dan memaknai kata Revolusi yang menjadi tema peringatan Meneladani Ahklak Pemimpin Besar Revolusi Dunia.

Rasulullah di eranya mampu membuat perubahan besar besaran (revolusi) yang hasilnya bisa kita rasakan hingga sekarang. Yaitu bisa hidup di era yang beradab, terang benderang, dan memiliki tuntunan. Yakni Islam dan Al quran.

Sedangkan dalam ruang lingkup yang lebih kecil, makna revolusi yang dapat kita warisi adalah makna kemerdekaan dan kedaulatan bangsa sebagai hasil dari revolusi 1945. Maka sudah sepantasnya jika para penerus bangsa dapat mengisi kemerdekaan ini sebagai wujud penghayatan dan penghargaan terhadap perjuangan para pendahulu bangsa.

Terlebih bagi warga kota Surabaya, yang kotanya memiliki predikat sebagai Kota Pahlawan. Maka sudah sepantasnya, mereka sebagai pewaris Kota, pewaris hasil revolusi dari para pendahulu, mengenal jejak jejak perjuangan para pendahulu dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Ternyata jejak perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan di Surabaya terdapat di mana mana di kota Surabaya ini.

Nanang menggarisbawahi bahwa mengenal dan menghayati hasil perjuangan revolusi di Surabaya 1945 sama halnya mengenal dan menghayati revolusi dunia oleh Rasulullah yang mengubah dari kegelapan menjadi terang benderang.

Peringatan Maulid Nabi di Rumah Rembug Kebangsaan Nusantara ini dihadiri oleh beberapa tokoh Jawa Timur. Diantaranya adalah Prof. Dr. Raditya Sukmana SE, MA. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Unair dan Dewan Pendidikan Jawa Timur Isa Ansori.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

...... Reses Anggota Dewan .....

Sementara itu dalam sebuah reses, jaringan aspirasi anggota dewan Drs. Imam Syafi'i dari Komisi A DPRD Kota Surabaya di RW 5 Maspati, kelurahan Bubutan, Surabaya pada Selasa malam (19/10/21) warga menyampaikan beragam unek unek dalam rangka pembangunan daerahnya, yang salah satu diantaranya adalah mengenai angan angan adanya pengembangan wisata sejarah yang berbasis sejarah perjuangan.

Imam Syafi'i menanggapi bahwa kampung Maspati di wilayah RW 5 ini memiliki potensi sejarah yang bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan warga jika warganya sendiri bisa bertindak (pro) aktif dalam mewujudkan angan angan itu. Misalnya warga bisa mengidentifikasi apa apa saja dan dimana saja di wilayahnya yang memiliki kisah kesejarahan, lalu dikemas dalam kegiatan yang melibatkan berbagai pihak baik dari internal wilayah maupun luar wilayah.

Imam mencontohkan satu kegiatan jelajah sejarah yang dilakukan oleh Begandring Soerabaia yang baru baru ini digelar di kampung Peneleh dan Pandean. Kegiatan itu terselenggara karena adanya potensi yang layak dipersembahkan ke publik. Pun demikian dengan di RW 5 Maspati nantinya, maka harus diidentifikasi apa apa saja potensi lokal yang ada. Tidak hanya sejarah, tapi juga potensi ekonomi seperti UMKM yang menjadi bagian dari konsep pariwisata.

Menurut ketua RT 4 Maspati, Taufik, bahwa beberapa rumah di wilayahnya memiliki nilai historis yang layak dikembangkan. Selain mengandung nilai perjuangan bangsa di tahun 1945, rumah rumah tua yang ada di wilayahnya juga merupakan hasil peradaban dari abad abad sebelumnya. Misalnya ada rumah yang berarsitektur khas abad 18. Juga ada rumah tua bergaya indis yang menjadi tren di abad 19. Tidak ketinggalan rumah moderen dari abad 20.

Penulis (Nanang Purwono) sengaja diundang oleh Imam Syafi'i dalam acara reses ini untuk berbagi wawasan mengenai pengembangan wisata yang berbasis sejarah. Menurut penulis bahwa kampung Maspati, khususnya di wilayah RW 5, berpotensi menjadi satu kawasan wisata sejarah untuk menunjang wisata sejarah secara umum di kota Surabaya. Kapolrestabes Jhonny Edison Isir ketika masih berdinas di Hoodfbureau (sebutan untuk markas Polrestabes Surabaya) tertarik dengan rumah kuno di RT 4 Maspati untuk ditempati. Tidak hanya usianya yang lama dan arsitekturnya yang undah, tapi rumah itu mengandung nilai sejarah. Ucap ketua RT 4 Taufik.

Karenanya Ketua RW 5 Maspati, Dedi menyambut dan membuka kolaborasi dengan Begandring Soerabaia untuk pengembangan potensi wisata sejarah di lingkungannya. Apalagi di lingkungannya telah berhasil menyabet penghargaan sebagai kampung Tangguh Semeru. Kawasan kampung Maspati secara historis menjadi bagian dari bagaimana kala itu (1945) warganya turut ambil bagian dalam pertempuran Surabaya.

(Nanang Purwono, Pegiat Sejarah Surabaya)

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU