Catatan Cak A. Cholis Hamzah: Kenapa Orang Jepang Rata-Rata Langsing?

author Seno

- Pewarta

Sabtu, 04 Des 2021 05:16 WIB

Catatan Cak A. Cholis Hamzah: Kenapa Orang Jepang Rata-Rata Langsing?

i

images (10)

[caption id="attachment_9408" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Cak A. Kholish Hamzah[/caption]

Optika.id. Surabaya. Ada beberapa artikel yang membahas kenapa orang Jepang rata-rata langsing (untuk mengganti kata kurus). Mereka makan nasi, ramen, dan udon. Karbohidrat membuat seseorang itu gemuk, tetapi mengapa orang Jepang masih begitu langsing? Orang non Jepang ada yang berpendapat bahwa itu sudah gen mereka atau bahasa Jawanya sudah gawan bayek. Tapi pendapat ini tidak selalu benar.

Saya sendiri yang pernah ke Jepang dan bekerja di Bank Jepang. Saya percaya bahwa ini lebih tentang gaya hidup yang membantu orang Jepang tetap langsing; terutama berhubungan dengan kebiasaan makan Jepang, gaya hidup dan budaya sosial yang mencegah sebagian besar orang Jepang menjadi kelebihan berat badan.

Berjalan Kaki ke Sekolah

Orang Jepang dikenal karena harapan hidupnya yang tinggi dan jika ada sesuatu yang dapat kita pelajari dari mereka, kita pasti dapat menerapkannya pada gaya hidup kita saat ini. Salah satu gaya hidup atau kebiasaan orang Jepang adalah berjalan kaki ke sekolah dan bekerja.

[caption id="attachment_9407" align="alignnone" width="225"] Dua cucu saya berjalan menuju sekolah. (Koleksi Pribadi)[/caption]

Kebetulan kedua cucu saya (Arek Malang) sekolah di Hiroshima mengikuti papanya yang mengambil S3 di Hiroshima University (mereka beberapa bulan lalu sudah kembali ke tanah air). Mamanya mengirim foto kedua cucu saya itu berjalan kaki satu grup dengan teman-teman sekolahnya sejauh 3 4 km pulang pergi. Juga diinformasikan bahwa peraturan sekolah memang tidak membolehkan murid dan orang tuanya membawa mobil.

Ke Sekolah Tak Diantar Naik Mobil

Kalau naik sepeda pun - sepedanya harus beli dari sekolah. Jadi tidak ditemukan di Jepang anak sekolah diantar mobil orang tuanya dan berhenti persis didepan pagar sekolah seperti yang ssering terjadi di negeri kita.

Orang Jepang naik kereta setiap hari untuk pergi ke sekolah atau bekerja, yang berarti mereka melakukan banyak berjalan. Berjalan ke stasiun, berjalan naik dan turun tangga, berjalan ke tempat kerja atau sekolah.

Selama jam sibuk, kereta api penuh sesak sehingga mereka biasanya tidak bisa duduk dan begitu mereka turun dari kereta, mereka harus berjalan ke tujuan akhir mereka. Mereka biasanya mengambil rute yang sama sehingga tidak jarang orang Jepang menghabiskan hampir 1-2 jam per hari. Orang Jepang juga terkenal rutin olahraga.

Porsi Makannya Kecil

Selain berjalan kaki dan olahraga, gaya hidup lainnya adalah soal makan. Kalau kita ke Amerika Serikat (AS) akan terkejut melihat porsi makanan disajikan di restoran di AS yaitu porsi besar. Porsi makanan Jepang biasanya kecil dan banyak restoran melayani porsi yang tepat untuk satu orang saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saya beserta istri pernah makan semacam nasi kebuli dengan ayam bakar di kota Madina Al Munawaroh Saudi Arabia. Restoran itu terletak di salah satu restoran depan Masjid Nabawi. Saya terkejut melihat porsi yang disajikan sangat banyak sepertinya untuk tiga orang Indonesia. Kata pemilik restoran kalau disini, ini untuk satu orang Arab.

Karena itu kita tidak melihat banyak orang yang kelebihan berat badan di Jepang, orang yang kelebihan berat badan cenderung bisa merasa tidak nyaman karena tekanan diam-diam dari rekan-rekan mereka.

Obesitas Orang Jepang Terendah di Dunia

Ada cerita seorang Jepang yang tinggal di Amerika Serikat, kemudian masuk ditempat pijat di Osaka, pemijatnya mengatakan "ini pasti sulit bagi Anda." Dia tahu persis apa yang dia bicarakan karena berat badannya naik.

"Saya tinggal di Amerika dan hanya berkunjung kata dia. Pemijat itu kemudian melanjutkan untuk bertanya kepadanya tentang diet dan olahraga. Pada dasarnya pemijat itu mengatakan bahwa dia itu gemuk! Tapi sekarang larena pengaruh budaya makanan cepat saji Amerika, obesitas perlahan-lahan menjadi epidemi di Jepang.

Hal lain yang perlu kita ketahui bahwa Jepang memiliki skala BMI (Body Mass Index, ini untuk mengukur berat badan) yang lebih ketat. Di AS, berat badan normal adalah antara 18,5-24,9 BMI dan kelebihan berat badan dianggap BMI 25-29,9 dan obesitas adalah BMI 30 atau lebih besar.

Namun, di Jepang, kelebihan berat badan dimulai pada BMI 23,0. Karena itu hal ini menjelaskan mengapa Jepang memiliki salah satu tingkat obesitas terendah di antara negara-negara maju.

Diet khas orang Jepang mengandung makanan asam (seperti cuka dalam sushi, atau sayuran acar), biji-bijian, dan lebih sedikit lemak dan lemak jenuh (seperti ikan). Selain itu ada kebiasaan orang Jepang minum teh; dan teh telah berubah menjadi minuman pokok yang diminum di seluruh dunia.

Jepang juga suka minuman ini. Terkenal dengan teh hijaunya atau lebih akrab dengan "matcha". Teh diminum setiap hari oleh sebagian besar orang Jepang. Menimbun rak dengan teh sebagai pilihan yang lebih populer dibandingkan dengan minuman soda dengan kandungan gulanya yang tinggi.

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU