Balai RW Untuk Hajatan? Warga Surabaya: Setujuuu…

author optikaid

- Pewarta

Selasa, 09 Nov 2021 16:24 WIB

Balai RW Untuk Hajatan? Warga Surabaya: Setujuuu…

i

Optika: 2021, modifikasi berbagai bahan

Optika.id. Surabaya. Ide Wakil Walikota Surabaya, Armuji, berniat memfungsikan Balai RW (Rukun Warga) yang ada di kampung Surabya untuk hajatan warga secara gratis disambut baik oleh warga Surabaya. Menurut Armuji, Balai RW bisa dimanfaatkan warga Surabaya, utamanya menengah bawah, sehingga kebiasaan menutup jalan umum bisa dikurangi. 

Beberapa RT (Rukun Tetangga) di Surabaya memang ada gedung pertemuan dan bisa digunakan untuk hajatan. Warga tidak perlu bayar. Kasi saja ongkos kebersihan, tutur Wakil Walikota Armuji dalam Optika.id Minggu (07/11/2021)

Beragam pendapat masyarakat Surabaya. Hajatan di kampung selama ini sering dilakukan penduduk dengan cara menutup jalan umum sehingga sering menimbulkan kemacetan. Karena itu ide Armuji segera disambut dengan pikiran positip oleh warga Surabaya. 

Menurut Dr dr. Sukodiono, MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSby), ide tersebut bagus sekali.

Penggunaan balai RW/RT untuk hajatan harus didukung. Hal tersebut menegaskan bawa pemerintah kota responsif atas kebutuhan warga, kata Rektor UMSby itu kepada Optika.id, Selasa (09/11/2021) lewat WhatsApp.

Beberapa daerah di Surabaya dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi akan sangat terbantu dengan hal tersebut, katanya lebih lanjut. Sukodiono menambahkan, sangat baik sekali jika pemerintah kota menambah fasilitas pendukung hajatan. 

Di masa pandemi yang belum berakhir begini, inovasi kebijakan memang sangat diperlukan. Pemerintah kota harus selalu hadir di jantung persoalan masyarakat, urainya.

Pemerintah Wajib Bangun Fasum

Menurut Ketua PUSURA (Putera Surabaya), Prof Dr Muhammad Zaidun, SH, MSi, pemkot (pemerintah kota) sebenarnya wajib menyediakan fasilitas umum bagi warganya.

Pemkot wajib buatkan Fasum, seperti Gedung Pertemuan di masing2 Kelurahan, setidaknya di Kecamatan, tulis Zaidun lewat WhatsApp kepada Optika.id, Selasa (09/11/2021) 

krn FASUM tsb sangat diperlukan rakyat yg memiliki akar budaya guyub dan rukun. Kewajiban penyediaan FASUM spt ini cukup lama dilalaikan oleh PEMDA, pada hal kebutuan spt ini sangat nyata yg seharusnya menjadi kewajiban PEMDA utk menjawah kebutuhan riel/nyata dari rakyat yg sering terlupakan sebagai wujud "Layanan Publik". Tks.

Sementara itu, Anis Busroni, anggota PUSURA lainnya sepkat dengan pendapat Zaidun. Pemkot bisa memanfaatkan tanah-tanah PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), bekas ponten, yang sekarang banyak dikuasai pihak lain. Semua bisa digunakan Fasum untuk warga, urai Busroni.

Zaki, anggota PUSURA lainnya, juga menganggap ide Wakil Walikota itu bagus. Bagi masyarakat menengah bawah di kampung-kampung sangat membutuhkan Fasum. Apalagi kalua gratis.

Ide Armuji juga direspon baik oleh Ashudi Ariyanto, salah seorang Ketua Prabaners74 (perkumpulan siswa SMPN III jalan Praban).

Di kampung sering orang menutup jalan jika sedang hajatan sehingga macet. Bahkan sering beberapa gang ditutup sehingga jalan macet semua, kata Ariyanto yang masa kecilnya tinggal di kampung Tembok Dukuh Surabaya dan sekarang di Semolowaru itu. 

Bagi Ariyanto, ide Armuji bagus sekali. Apalagi kalau gratis. Diharapkan Pemkot Surabaya bisa fasilitasi Gedung Balai RW hingga warga bisa hajatan gratis di sana. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ide itu bisa meringankan beban warga kampung Surabaya, tuturnya.

Balai RW Perlu Fasilitas Parkir

Eko Budi, Sekretaris RT 11, RW 04, Perumahan Pandugo Baru menyambut baik ide Armuji. Selama ini Balai RW memang untuk fasilitas umum.

Balai RW kami sudah multi fungsi. Berbagai acara dikerjakan di situ. Pertemuan, PAUD untuk anak-anak Panduga, latihan karate, berbagai penyuluhan selalu di Balai RW, kata Budi yang rajin jalan kaki setiap pagi.

Masyarakat Perumahan Pandugo Baru 19 memang tergolong aktif dan guyub. Tiap minggu mereka mempunyai acara untuk kepentingan warga dan lingkungan. Mulai dari penyemprotan jentik nyamuk demam berdarah, menanam tanaman toga, buah, arisan ibu-ibu PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) dan tempat anak-anak bermain di sekitar Balai RW tersebut.

Jika Balai RW dipakai hajatan perlu ditambahi fasilitas agar layaklah. Tidak perlu mewah. Yang penting layak, respon Budi.

Budi menguraikan warga di kampung, apalagi padat penduduknya, pemanfaatan Balai RW sangat bagus. Hajatan penduduk bisa murah dan tidak menutup jalan. Hanya masalah parkir perlu dipikirkan, urai pensiunan Bank Danamon itu.

Hal senada diuraikan pula oleh Suhariningsih, aktivis Aisyiyah, yang tinggal di Kedungrukem II Surabaya. Menurutnya jika Balai RW untuk hajatan bisa meringankan beban warga kampung. Utamanya dalam hal hajatan.

Warga kampung padat kayak di sini susah kalaa hajatan. Di Gedung atau restoran kan mahal sekali. Baguslah Balai RW direnov agar layak, katanya lewat WhatsApp kepada Optika.id, Selasa (09/11/2021). 

Pemkot perlu buat aturan agar warga tak gampang nutup jalan. Semua diatur dan kasi fasilitas, tutur guru sekolah dasar itu.

Reporter: Aribowo

Editor: Amrizal Ananda Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU