Optika.id, Surabaya - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Timur (Jatim) menyebut benih-benih intoleransi sudah merambah ke dunia pendidikan, utamanya pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kabid Integrasi Bangsa, Bakesbangpol Jatim, Johan Fitriadi saat menghadiri acara Dialog Kebangsaan yang digelar Barikade Gus Dur Jatim di Gedung Islamic Center Surabaya, mengatakan, diperlukan kurikulum khusus tentang toleransi antarsesama.
Baca Juga: Antisipasi Paham Radikalisme, FKPT Jatim Jelaskan Pola Penyebarannya pada Kaum Muda
"Pada survei yang digelar Unair (Universitas Airlangga) bekerja sama dengan kita, kalau ketuanya (ketua kelas tingkat SMA), maka sekitar 14 persen dari mereka menolak. Mereka (siswa) mintanya yang sesama Islam. Berarti ini kan mengeksklusifkan diri. Ajaran seperti ini yang menimbulkan pecah belah," katanya, Sabtu (28/5/2022).
Survei tersebut dilakukan pada tahun 2018 dengan sampel sebanyak 1.000 siswa. Sasaran survei yakni siswa di SMA Negeri. Sekolah yang menjadi sampel survei berlokasi di Surabaya dan sekitarnya.
"Setelah muncul hasil survei itu, kita sudah kumpulkan guru SMP dan SMA dan kita beri modul. Kita masukkan ke kurikulum (tolerensi), entah di akademisnya atau di ekstranya," kata Johan.
Dia menambahkan, hasil survey tersebut menunjukkan bahwa ada yang keliru dalam sistem pendidikan saat ini. Seperti tidak adanya kurikulum Pancasila dan sejarah bangsa.
Baca Juga: Bayang Radikalisme dalam Hajatan Pemilu 2024
Ke depan, diperlukan kurikulum yang bisa menumbuhkan toleransi antar siswa. "Hampir 80 persen itu terpapar dari media sosial. Apalagi saat pandemi sekolah dilakukan secara daring," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, Ketua Barikade Gus Dur Jatim, Ahmad Arizal mengatakan, kegiatan Dialog Kebangsaan ini digelar bersama Bakesbangpol Jatim. Tujuannya untuk menjaga agar Jatim tetap kondusif dan terhindar dari kelompok-kelompok radikal yang berpotensi merusak Indonesia.
"Kita serukan untuk tetap berangkulan agar keamanan dan keutuhan NKRI tetap terjaga," katanya.
Baca Juga: Ratusan Khatib di Surabaya Sepakat Lawan Intoleransi dan Radikalisme
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi
