Awas Potensi ENSO, Kepala BMKG: Semua Perlu Siaga dan Waspada

author Seno

- Pewarta

Rabu, 19 Okt 2022 02:44 WIB

Awas Potensi ENSO, Kepala BMKG: Semua Perlu Siaga dan Waspada

i

Screenshot_20221018-184336_Docs

Optika.id Dwikorita Karnawati kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) meminta semua pihak untuk tetap waspada potensi bencana hidrometeorologi basah dan kering yang akan terjadi di awal tahun 2023.

Potensi gangguan iklim tersebut, berasal dari Samudra Pasifik yaitu El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang berada pada fase netral.

Baca Juga: LA Clippers Taklukan Houston Rockets dengan Skor 121-100

"Pandangan Iklim tahun 2023 (Climate Outlook 2023) bahwa sepanjang tahun 2023 gangguan iklim ENSO diprakirakan akan berada pada fase netral," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati seperti dikutip dari Antara, Selasa (18/10/2022).

Pada fase itu, lanjut dia, diprakirakan tidak terjadi La Nina yang merupakan pemicu anomali iklim basah maupun El Nino yang merupakan pemicu anomali iklim kering.

La Nina sendiri merupakan fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya.

Sebelumnya Ketua BMKG tersebut juga pernah menjelaskan bahwa, pola cuaca La Nina adalah salah satu dari tiga fase El Nino Southern Oscillation (ENSO). Ini mengacu pada suhu permukaan laut dan arah angin di Pasifik dan dapat beralih antara fase hangat yang disebut El Nino, fase yang lebih dingin dengan sebutan La Nina, dan fase netral.

Fenomena La Nina membawa dampak peningkatan curah hujan di banyak tempat di Indonesia, meski sebenarnya dampak La Nina tidak pernah sama karena dipengaruhi faktor lainnya.

"Yang perlu juga diwaspadai adalah penyakit yang biasa muncul di musim hujan, mulai dari diare, demam berdarah, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, dan lain sebagainya. Semua harus bersiap," kata Dwikorita.

Dwikorita Karnawati menjelaskan, bahwa fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang merupakan gangguan iklim dari Samudra Hindia juga diprediksi akan berada pada fase netral pada tahun 2023.

Baca Juga: Antisipasi Tantangan di Masa Depan, Mahfud MD Ajak Masyarakat Indonesia Bersatu

Berdasarkan hasil monitoring dan prediksi BMKG, lanjut dia, kondisi suhu muka laut di wilayah Indonesia pada September hingga November 2022 dalam kondisi hangat, kemudian diprediksi akan menurun menuju kondisi normal mulai Desember 2022 hingga Mei 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala BMKG itupun meminta, untuk kepada semua pihak agar bisa bersiap menghadapi terjangan bencana hidrometeorologi akibat tingginya curah hujan tahunan 2023 yang diprakirakan melebihi rata-ratanya atau melebihi batas normalnya di sebagian wilayah Indonesia.

Bahkan, lanjut dia, juga tetap perlu waspada dan siaga terhadap peningkatan potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah rawan.

"Semua perlu dalam kondisi siaga dan waspada," kata Dwikorita.

Sementara itu, Plt. Deputi Klimatologi, Dodo Gunawan mengingatkan agar masyarakat mewaspadai munculnya berbagai penyakit selama musim penghujan.

Baca Juga: Erick Thohir: BUMN Siap Bantu Pemasaran Minyak Makan Merah Hingga ke Luar Negeri

"Banyaknya genangan air, perubahan suhu lingkungan yang drastis dapat memicu dan membuat daya tahan tubuh seseorang lebih rentan terserang berbagai penyakit, seperti influenza, demam berdarah, diare, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga leptospirosis akibat banjir," pungkasnya.

Penulis: Firman Fachrudy

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU