AS Legalkan Pupuk Kompos dari Jenazah Manusia

author Seno

- Pewarta

Selasa, 27 Sep 2022 15:55 WIB

AS Legalkan Pupuk Kompos dari Jenazah Manusia

i

images - 2022-09-27T085020.907

Optika.id - Pupuk kompos atau pupuk organik merupakan suatu hal sudah biasa kita dengar yang dimana bahan dari pembuatan pupuk ini adalah pelapukan dari bahan yang berupa tanaman atau hewan. Namun apada jadinya jika yang menjadi bahan pupuk ini adalah jenazah manusia?

Dilansir dari media instagram Suara Surabaya, Selasa (27/9/2022), baru-baru saja California, Amerika Serikat melegalkan pemakaman dengan metode menjadikan mayat sebagai pupuk kompos. Kompos yang berasal dari mayat dipercaya lebih ramah lingkungan dan dapat menjadi solusi penanganan perubahan iklim. Cukup seram juga!

Baca Juga: PBAK Offline: Mahasiswa Baru UINSA 2022 Kobarkan Semangat Kebersamaan

The Natural Funeral adalah salah satu perusahaan yang menyediakan layanan pengomposan mayat manusia. Pengomposan dilakukan dalam peti yang dibentuk seperti kapal. Lalu jasad manusia itu akan mengalami pembusukan alami selama 30 hari atau lebih sebelum menjadi pupuk.

Lapisan dalam peti khusus itu pun akan rutin diolah untuk menjaga untuk menjaga proses pembuatan kompos dari jenazah manusia. Kemudian dalam waktu enam bulan jenazah yang melalui proses tersebut sepenuhnya berubah menjadi tanah.

Tanah dari hasil proses kompos dari jenazah tersebut bisa digunakan untuk menumbuhkan tanaman, pohon, dan bunga serta memberikan kehidupan baru. Untuk mendapatkan layanan tersebut harga yang ditawarkan ternyata cukup fantastis. Kisaran biaya pemakaman jenazah untuk dijadikan kompos itu sekira Rp112 juta seperti dilansir cnbcindonesia.com. Cukup mahal bukan?

Rupanya, selain keputusan keluarga yang kemungkinan dianggap ramah lingkungan walaupun dengan banyak kata tapi

Baca Juga: Bangkitkan Perekonomian, Warga Antusias Hadiri Pasar Rakyat Trenggalek

Banyak sekali pendapat yang akan muncul dari berbagai ahli dari berbagai disiplin keilmuan. Secara aspek ramah lingkungan diatas disebutkan bahwa metode ini ramah lingkungan hingga menjadi metode penanganan perubahan iklim. Namun secara emosional pihak keluarga apakah mendapat respon positif? Jika hal ini dibicarakan di Indonesia penulis memiliki prediksi bahwa metode pemrosesan manusia setelah wafat seperti ini akan sulit diterima.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain dari tekanan sosial yang akan didapat oleh si keluarga karena mendiang kekuarganya yang telah meninggal dijadikan pupuk, juga bertentagan dengan budaya di negeri ini yang menghormati bagaimana kepergian dari seseorang. Dengan cara melakukan upacara pemakaman atau sejenisnya; sesuai dengan kepercayaan masing-masing tentunya.

Penulis: Febry Bayu Listianto

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU