Optika.id, Surabaya - Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) menggelar aksi memperingati kemerdekaan West Papua ke-60 tahun di depan Polda Jawa Timur, Rabu (1/12/2021)
Dari pantauan Optika.id, massa aksi mulai memadati sekitaran Jalan Ahmad Yani pukul 09.00 WIB. Massa yang didominasi mengenakan baju berwarna hitam dan baju khas Papua itu, mulai meneriakkan orasi dan sesekali bernyanyi dan berjoget bersama.
Selain memperingati kemerdekaan West Papua yang jatuh pada 1 Desember, aksi ini juga menyoroti beberapa kasus yang dialami masyarakat Papua yang ada, seperti peristiwa rasisme terhadap mahasiswa Papua di asrama Kamasan di Surabaya pada tahun 2019 hingga terjadi penangkapan terhadap juru bicara KNPB, Viktor Yeimo. Hal ini menunjukkan, hukum di Indonesia rasis terhadap bangsa Papua.
Kedua, keterbatasan informasi soal Papua hari ini tidak lepas dari tidak adanya kebebasan media nasional maupun internasional untuk mengakses persoalan di Papua, sehingga pemberitaan tentang Papua hari ini sering tidak sesuai dengan kenyataan.
Ketiga, di tahun 2021 ini merupakan tahun terakhir pemberlakuan Undang-Undang Otonomi Khusus (Otsus) di Papua. Tidak semanis janjinya dahulu, pemerintah alih-alih mengembalikan martabat rakyat West Papua, 20 tahun pemberlakuan Otsus hanyalah alat bagi pemerintah Indonesia untuk memperkuat kolonialismenya terhadap bangsa West Papua. Pelanggaran HAM (pembunuhan di luar hukum, pembubaran aksi damai, penangkapan demonstran dan penyingkiran) masih terus terjadi hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Reporter: Denny Setiawan
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi
