Ada Kekerasan pada Anak dan Perempuan, Bisa Lapor ke Sini

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Sabtu, 11 Des 2021 13:46 WIB

Ada Kekerasan pada Anak dan Perempuan, Bisa Lapor ke Sini

i

Ada Kekerasan pada Anak dan Perempuan, Bisa Lapor ke Sini

Optika.id, Surabaya - Kabid Pengarusutamaan Hak Anak DP5A Surabaya, Ida Widayati mengatakan, tidak perlu takut untuk bersuara atau sekedar melakukan konsultasi bagi korban kekerasan di Surabaya. Sebab Pemerintah Kota telah menyiapkan berbagai pintu yang nantinya membantu pendampingan dan konseling penyembuhan traumatis. 

"Bagi para korban Pusat Layanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A ), ke 112 ada petugas psikolog. bisa disitu kalau by phone bisa. puspaga siola nanti akan diarahkan di sana, atau langsung ke kantor DP5A kami di Kedungsari juga bisa," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Surabaya, Jumat (10/12/2021).

Baca Juga: Kondisi Berat dan Pekerjaan Rumah bagi Prabowo-Gibran

Dirinya menambahkan, pihaknya menegaskan, korban nantinya akan mendapatkan pendampingan yang melibatkan 18 psikolog dan akan terus didampingi sampai sembuh serta menjamin kerahasiaan semua aduan yang terikat dalam kode etik. 

"Pada penanganan pertama setiap ada kasus baru. Pertama, home visit, mereka konseling bersama konselor yang kita tunjuk. kalau nggak bisa didampingi konselor, akan kita rujuk ke psikolog profesional. Kita akan dampingi sampai sembuh," imbuhnya. 

Ida menjelaskan, tidak perlu membawa apapun untuk melakukan aduan, Hal ini berlaku bagi siapapun korban kekerasan bagi anak dan perempuan dan tidak harus warga Surabaya, bagi warga luar kota yang tinggal di Surabaya juga diperbolehkan. 

Sepanjang tahun 2021 terdapat 104 laporan kasus kekerasan anak dan perempuan di Surabaya. Dari kasus tersebut meliputi kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, kekerasan sebaya, dan sebagainya.

Baca Juga: Etika Mengirim Undangan Online agar Rapi & Sopan

Sebagai besar kasus terjadi di kondisi ekonomi menengah kebawah dengan rentan umur 3 tahun hingga Dewasa. Faktor yang mendorong kekerasan didominasi faktor ekonomi dan pola asuh. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Kadang pola asuh juga dari orang tua salah. Anaknya dibilang nakal, misal anaknya berbuat salah padahal itu mencari perhatian, protes. Pasangan muda, makanya kita sosialisasi ke sekolah, ke psangan muda mau menikah, biar tidak terjadi kekerasan," pungkasnya.

Baca Juga: Mengapa Kekerasan Rentan Menimpa Perempuan?

Reporter: Jeni Maulidina

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU